TOKSISITAS SPORA JAMUR Beauveria bassiana TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK Culex sp.
Abstract
Culex sp. merupakan jenis nyamuk yang merupakan vektor yang potensial
bagi beberapa penyakit seperti West Nile Virus, Japanese encephalitis dan
filariasis. Hasil survei sementara di 30 kota/kabupaten yang dilakukan oleh
Departemen Kesehatan (Depkes) RI menemukan sebanyak 300 kasus filariasis di
Jawa Timur dengan tingkat keparahan berbeda Pengendalian dan pencegahan macam-macam penyakit yang ditimbulkan oleh Culex sp. dapat dilakukan dengan menghambat populasi vektor dengan pemberian insektisida atau larvasida yang bersifat sintetik. Insektisida sintetik inidapat menimbulkan residu yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia dan sukar terdegradasi sehingga residunya dapat mencemari air, udara, tanah, yang menyebabkan turunnya kualitas lingkungan.
Sehingga perlu dilakukan pengendalian nyamuk Culex sp. pada stadium
larva menggunakan spora jamur Beauveria bassiana yang ramah lingkungan.
spora jamur Beauveria bassiana dapat digunakan sebagai alternatif dalam
pengendalian larva nyamuk Culex sp. yang berfungsi sebagai racun perut dan
racun kontak.. Daya larvasida spora jamur Beauveria bassiana berasal dari
kandungan racunnya yang disebut beauverolit, beauvericin, bassionolit, isorolit
yang sangat toksik terhadap larva Culex sp. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui toksisistas spora jamur Beauveria bassiana pada konsentrasi yang
berbeda terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp. , dinilai dari nilai LC
dan menghitung jumlah spora pada tiap konsentrasi.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2011 di Laboratorium
Zoologi Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember. Serial konsentrasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 5 serial konsentrasi untuk perlakuan spora jamur Beauveria bassiana terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp. masing-masing 1000 ppm,
2000 ppm, 4000 ppm, 6000 ppm, 8000 ppm, dan 3 kontrol (Abate 100 ppm,
Tween 80 100 ppm dan Aquades 0 ppm) larva nyamuk Culex sp yang digunakan
± 800 ekor yang telah mencapai instar III akhir IV awal. Masing-masing
perlakuan berisi 20 larva dalam 100 ml larutan spora jamur Beauveria bassiana.
Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali
ulangan. Data yang diperoleh berasal dari pengamatan waktu kematian larva
Culex sp. setiap 24 jam, dan 48 jam. Analisis data menggunakan analisis Varian
(ANOVA), jika terdapat beda nyata (pengaruh signifikan) maka dilanjutkan
dengan uji Duncan dengan taraf signifikansi 95% dan untuk mengetahui
hubungan variasi konsentrasi spora jamur Beauveria bassiana terhadap
mortalitas larva nyamuk Culex sp. digunakan analisis Regresi. Serta untuk
mengetahui nilai nilai LC 50, LC dari serial konsentrasi spora jamur Beauveria
bassiana digunakan analisis Probit. 90 Berdasarkan hasil dan analisis yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan pemberian spora jamur Beauveria bassiana pada konsentrasi yang berbeda terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp. yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan mortalitas larva nyamuk Culex sp. seiring dengan bertambahnya konsentrasi spora jamur Beauveria bassiana Nilai LC 24 jam, dan 48 jam berturut-turut adalah 6269 ppm, 2714 ppm, untuk LC 90 50 pada 24 jam dan 48 jam berturut-turut adalah 14574 ppm dan 8123 ppm