PEREMPUAN PEKERJA SEKSUAL KOMERSIAL (PSK) DALAM KUMPULAN PUISI BLUES UNTUK BONNIE KARYA W.S RENDRA: KAJIAN SEMIOTIK
Abstract
Tujuan penelitian dalam penulisan ini yakni, mendeskripsikan unsur
struktural dalam kumpulan puisi “Blues Untuk Bonnie”ditinjau dengan
pendekatan semiotik menurut Riffatere. Metode penelitian yang digunakan dalam
analisis kumpulan puisi “Blues Untuk Bonnie” menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan struktural dan semiotik.
Hasil penelitian terhadap kumpulan puisi “Blues Untuk Bonnie” secara
struktural meliputi tema, diksi, dan bunyi menunjukkan adanya keterjalinan yang
dapat membentuk makna yang utuh. Berdasarkan analisis semiotik ditemukan
empat hal penting dalam puisi, yaitu Ketidaklangsungan Ekspresi yang meliputi
penggantian arti, penyimpangan arti dan penciptaan arti. Penggantian arti puisi
“Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta” dominan menggunakan metafora. Puisi
“Kepada M.G” dominan menggunakan simile. Puisi “Nyanyian Angsa” banyak
menggunakan metafora, simile dan hiperbola. Sedangkan penyimpanga arti dan
penciptaan arti pada ketiga puisi tersebut menggunakan ambiguitas dan
enjambement. Secara heuristik kumpulan puisi “Blues Untuk Bonnie”
menggunakan perpaduan bahasa jawa dan Indonesia. Selanjutnya pembacaan
hermeneutik pada kumpulan puisi “Blues Untuk Bonnie” mengungkapkan tentang
protes sosial rakyat kecil yang diwakili oleh pelacur terhadap pejabat pemerintah,
masyarakat dan agama. Matriks dalam puisi “Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota
Jakarta” adalah “Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta” kemudian
dikembangkan pada model “Bersatulah”. Kata Bersatulah diperluas ke dalam
bentuk varian-varian. Varian pertama Pelacur-Pelacur Kota Jakarta. Varian
kedua Dan kau relakan dirimu dibikin korban. Varian ketiga Sekarang bangkitlah. Varian keempat Dasima. Varian kelima menuduh kalian sumber
bencana negara. Varian keenam Ambillah galah. Varian ketujuh kalian bisa
telanjangi kaum palsu. Matriks puisi “Kepada M.G” yaitu kemuakan rakyak kecil
(lelaki Indonesia) terhadap pemerintah. Model dalam puisi ini adalah mengarungi
udara yang gelisah. kemudian dikembangkan dalam varian-varian. Varian pertama
berbunyi Engkau masuk ke dalam hidupku dan di saat yang rawan. Varian kedua
Aku masuk ke dalam hidupmu/di saat engkau bagai kuda. Varian ketiga meski
kukenalsegala liku tubuhmu/sukmahmu luput dari genggaman. Varian keempat
Engakau kuseret. Varian kelima kulekapkan pada kerawananku. Varian keenam
Sebagai perahu kaubawa aku. Varian ketujuh Hidup telah hidup dan menggeliat.
Varian kedelapan Masing-masing punya cakrawala berbeda. Puisi “Nyanyian
Angsa” yang memiliki matriks yaitu “Tuhan”. Model berbunyi “Nyanyian
Angsa”. Model tersebut dikembangkan dalam varian-varian.Varian pertama
yaituMaria Zaitun keluar rumah pelacuran. Varian kedua Tiba-tiba orang-orang
menyingkir dan menutup hidung. Varian ketiga Saya perlu Tuhan atau apa/untuk
menemani saya. Varian keempat Aku lesu tak berdaya. Varian kelima lalu
berjalan menuju luar kota. Varian keenam Yang Mulya, dengarkanlah aku.
Varian ketujuh Sesudah berjalan satu kilo lagi/ia tinggalkan jalan raya. Varian
kedelapan Malaikat penjaga Firdaus/mengusirku jijik. Varian kesembilan angin
turun dari gunung/dan hari merebahkan badannya?. Varian kesepuluh Ia teringat
masak kana-kanak dan remajanya. Varian kesebelas Semula kusangka hanya
impian/bahwa lelaki tampan seperti kau/bakal lewat dalam hidupku. Varian
kedua belas sambil menari kumasuki taman firdaus/dan kumakan apel sepuasku
Puisi “Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta” berhipogram dengan lirik
lagu “Kupu-Kupu Malam”. Puisi “Kepada M.G” berhipogram dengan novel
“Salah Asuhan”. Puisi “Nyanyian Angsa” berhipogram dengan kisah antara Yesus
dengan Maria Magdalena. Keseluruhan puisi Rendra tersebut terdapat
penggunaan sistem tanda dalam membangun makna tentang kritik sosial kalangan
bawah terhadap penguasa, masyarakat maupun pemuka agama, yang terdapat
dalam karya sastra.