PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN LUAS TRAPESIUM DAN LAYANG- LAYANG PADA SISWA KELAS V SDN TEGAL BESAR 04 JEMBER TAHUN AJARAN 2008/2009
Abstract
“Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Pokok Bahasan Luas Trapesium
dan Layang-layang Pada Siswa Kelas V SDN Tegal Besar 04 Jember Tahun Ajaran
2008/2009”, Fitriatus Sufia, 040210101299, 2009, 63 halaman.
Penerapan pembelajaran matematika realistik merupakan salah satu
pendekatan pembelajaran matematika yang berorientasi pada pematematisasian
pengalaman sehari-hari dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Karakteristik pembelajaran matematika realistik meliputi menggunakan masalah
kontekstual, menggunakan model, diskusi, interaksi dan keterkaitan antar unit
belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) penerapan dan temuantemuan
pembelajaran matematika realistik; (2) aktivitas guru dan siswa selama
penerapan pembelajaran matematika realistik; (3) ketuntasan hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran matematika realistik.
Pengambilan data ini dilakukan di SDN Tegal Besar 04 Jember dengan subjek
penelitian siswa kelas V tahun ajaran 2008/2009 yang dimulai tanggal 17 April 2009
sampai dengan 25 Mei 2009. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
observasi,wawancara dan tes. Data yang dikumpulkan berupa aktivitas guru dan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan tes akhir siswa pada siklus I dan
siklus II serta hasil wawancara dengan guru bidang studi dan siswa. Siklus II
diadakan untuk meningkatkan aktivitas guru dan siswa serta memperbaiki hasil
belajar siswa pada pembelajaran siklus I
Persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 87,50% dan pada siklus II
sebesar 91,67%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan.
Persentase untuk aktivitas siswa secara klasikal yang meliputi matematisasi
konseptual, membuat model, diskusi dan interaksi siswa, mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II yaitu masing-masing 83,47% dan 86,69%. Analisis tes akhir pada
siklus I diperoleh ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 79,82%, siswa yang tuntas belajar secara individu sebanyak 28 siswa dan yang tidak tuntas secara
individu sebanyak 4 siswa. Sedangkan analisis tes akhir pada siklus II diperoleh
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 83,77%, siswa yang tuntas
belajar secara individu sebanyak 28 siswa dan yang tidak tuntas secara individu
sebanyak 3 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika realistik
dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang membuat
siswa lebih kreatif dan berfikir kritis dalam rangka mencapai ketuntasan hasil belajar
siswa baik secara individu maupun klasikal.
Program studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.