PERAN PENDIDIK SEBAYA DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (Studi Kualitatif pada Pendidik Sebaya di Wilayah Kabupaten Jember)
Abstract
Nowdays adolescent problems are very complex along with the transition period
experienced by adolescent. The adolescent problem is known as Triad KRR
(sexuality, HIV / AIDS, and drugs abuse). The existence of peer educators is
improving information about health reproduction of adolescent, service of PIK KRR
and improving quality of them. The purpose of this research is analyzing the
characteristics of the first variable (man, money, machine), and a second variable in
process is implementation of activities that interest for adolescent, and increase life
skills of peer education in improving health reproduction of adolescent on the region
of Jember. This research is using qualitative approach. Indepth interviews were
conducted to 8 peer educators and using snowball sampling technique. Based on the
results in the man’s variable, the age of peer educators are 15-23 years and be peer
educators more than 2 years. In the variable of money, peer educators said the cost
of government has been not sufficient and the strategy for them such as finding funds
to sponsorship, dues from each member, online business. The variable of machine,
the infrastructure of PIK adolescent is not adequate yet because the existence of
secretariat PIK adolescent far from the crowd so it was difficult reaching many
adolescents. In process variable peer educators have conducted activities to attract
adolescent and have improved life skills program such as entrepreneurship, activities
increased confidence and adolescent decision making.
Permasalahan remaja yang ada saat ini sangat kompleks seiring dengan masa
transisi yang dialami remaja. Masalah yang menonjol dikalangan remaja saat ini lebih
dikenal dengan TRIAD KRR yaitu seksualitas, HIV/AIDS, dan penyalahgunaan
NAPZA (BKKBN, 2009). Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI)
tahun 2002-2003 remaja perempuan dan remaja laki-laki usia 14-19 tahun yang
mengaku mempunyai teman pernah melakukan hubungan seksual pra nikah masingmasing
mencapai 34,7% dan 30,9% sedangkan remaja perempuan dan laki-laki usia
20-24 tahun yang mengaku mempunyai teman pernah melakukan hubungan seksual
pra nikah masing-masing mencapai 48,6% dan 46,5% (BKKBN, 2008).
Berdasarkan data dari Badan Narkotika Kabupaten Jember dalam Hasil
Ungkap Narkoba pada tahun 2012 hingga pada bulan April tercatat 24 kasus dengan
27 tersangka, dan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember (2011)
kasus HIV dan AIDS berdasarkan kelompok umur di Kabupaten Jember tahun 20042010
terbesar pada kelompok umur 25-49 tahun sebanyak 314 kasus, selanjutnya
pada kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 56 kasus.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel man, money, machine,
pelaksanaan kegiatan yang menarik minat remaja, dan peningkatan life skill pendidik
sebaya dalam upaya peningkatan kesehatan reproduksi remaja di wilayah Kabupaten
Jember. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk sarana informasi
tentang pentingnya memahami pentingnya kesehatan reproduksi remaja dan sebagai
bahan masukan dalam alternatif peningkatan kualitas pendidik sebaya bagi BPPKB
maupun instansi terkait. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sampel diambil dengan menggunakan teknik snowbolling sampling. Data
yang diperoleh kemudian dianalisis dengan melakukan pemeriksaan keabsahan data
yang ditujukan untuk mengetahui bagaimana variabel man, money, machine,
pelaksanaan kegiatan yang menarik minat remaja, dan peningkatan life skill pendidik
sebaya dalam upaya peningkatan kesehatan reproduksi remaja di wilayah Kabupaten
Jember.
Hasil penelitian menunjukkan pada variabel man, sebagian besar pendidik sebaya
tergolong pada usia remaja yaitu berusia 15 – 23 tahun, dan sebagian besar sudah
menjadi pendidik sebaya selama > 2 tahun. Pada variabel money, sebagian besar
pendidik sebaya menyatakan bahwa biaya yang didapat dari pemerintah dirasa belum
mencukupi dan untuk mencukupinya pendidik sebaya mensiasati dengan mencari
dana ke sponsor, iuran dari tiap anggota maupun dengan bisnis online, dan pada
variabel machine, sebagian besar pendidik sebaya menyatakan bahwa keberadaan
sarana dan prasarana PIK Remaja belum memadai hal ini dikarenakan keberadaan
sekretariat PIK Remaja yang jauh dari pusat keramaian sehingga tidak bisa mencakup
banyaknya remaja yang berada di wilayah masing-masing. Sebagian besar pendidik
sebaya sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan terkait dengan permasalahan
HIV/AIDS, Napza, ataupun seksualitas untuk menarik minat remaja. Dan sebagian
besar pendidik sebaya sudah melakukan program peningkatan life skill diantaranya
kegiatan kewirausahaan, peningkatan kepercayaan diri dari para remaja serta terlibat
dalam proses pengambilan keputusan bagi remaja. Berdasarkan penelitian tersebut
diharapkan pihak BPPKB dapat memberikan modal kepada PIK Remaja untuk
kegiatan berwirausaha para remaja sehingga pengelolaannya dapat langsung dikelola
oleh para remaja di PIK Remaja tersebut. Selain itu pihak BPPKB dapat memberikan
sekretariat yang memadai sehingga pendidik sebaya dapat menjalankan tugasnya
dalam menyampaikan informasi kesehatan reproduksi remaja secara luas kepada
remaja di sekitar wilayah PIK Remaja tersebut.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2275]