Show simple item record

dc.contributor.authorErma Rakhmawati
dc.date.accessioned2014-01-25T01:58:25Z
dc.date.available2014-01-25T01:58:25Z
dc.date.issued2014-01-25
dc.identifier.nimNIM001610101033
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/23888
dc.description.abstractPenggunaan tanaman atau ekstrak tanaman untuk tujuan pengobatan telah berlangsung selama beribu-ribu tahun, dan herbalisme serta obat rakyat baik yang kuno maupun yang modern, merupakan sumber terapi yang banyak manfaatnya. Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat adalah tanaman biduri (Calotropis gigantea ) yang mengandung saponin dan flavonoida yang dapat berfungsi sebagai anti inflamasi atau anti radang. Salah satu tanda dari keradangan adalah kemunculan makrofag untuk fagositosis. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui sejauh mana pengaruh perasan daun biduri konsentrasi 50% terhadap jumlah makrofag pada jaringan granulasi pasca pencabutan gigi tikus putih. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian perasan daun biduri pada tikus putih yang mengalami peradangan pasca pencabutan gigi. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi bahwa biduri mempunyai kemampuan sebagai anti inflamasi. Penelitian ini menggunakan 56 ekor tikus putih yang dibagi dalam 3 kelompok, 8 ekor tikus pada kelompok 1 diberi perasan daun biduri sebagai kontrol positif, kelompok 2 terdiri dari 24 ekor tikus dilakukan pencabutan gigi sebagai kontrol negatif dibagi dalam 3 sub kelompok, kelompok 3 terdiri dari 24 ekor tikus putih yang dilakukan pencabutan gigi dan diberi perasan daun biduri. Pada kelompok kontrol negatif dan perlakuan tikus putih dibagi dalam 3 sub kelompok, tiap sub kelompok terdiri dari 8 ekor tikus putih yang kemudian dikorbankan pada hari ke-2, 4 dan 8. pada kelompok kontrol positif dikorbankan pada hari ke-2. Setelah dikorbankan, tikus putih diambil rahangnya, dibuat preparat jaringan dan diamati dengan mikroskop. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Two-way Anova dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah makrofag paling sedikit pada kelompok tikus putih yang diberi perasan daun biduri dibandingkan dengan kelompok yang lain. Efek anti inflamasi dari perasan daun biduri terlihat nyata pada kelompok tikus putih yang dilakukan pencabutan dan diberi perasan daun biduri yang menunjukkan jumlah makrofag lebih sedikit dibandingkan dengan tikus putih yang hanya dilakukan pencabutan pada berbagai waktu pengamatan. Rata-rata penurunan jumlah makrofag pada tikus putih yang dilakukan pencabutan dan diberi perasan daun biduri lebih banyak terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke- 8. Jumlah makrofag pada kelompok kontrol (+) berbeda secara bermakna dengan kelompok kontrol (-) dan perlakuan pada hari ke-2 hingga hari ke-8.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries001610101033,;
dc.subjectPerasan Daun Bidurien_US
dc.titlePengaruh Pemberian Perasan Daun Biduri ( Calotropis gigantea ) Terhadap Jumlah Makrofag pada Jaringan Granulasi Pasca Pencabutan Gigi (Penelitian Eksperimental Laboratoris Pada Tikus Putih Wistar Jantan)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record