Pengaruh Pemberian Perasan Daun Biduri ( Calotropis gigantea ) Terhadap Jumlah Limfosit pada Jaringan Granulasi Pasca Pencabutan Gigi (Penelitian Eksperimental Laboratoris Pada Tikus Putih Wistar Jantan)
Abstract
Salah satu tindakan yang sering dilakukan pada praktek kedokteran gigi adalah pencabutan gigi yang dapat menimbulkan trauma mekanis sehingga memicu terjadinya keradangan. Penggunaan obat pasca pencabutan gigi, dapat mengurangi terjadinya komplikasi dan mempercepat pembekuan darah sehingga penyembuhan luka juga cepat. Beberapa tanaman obat yang dikenal di Indonesia, yang dapat digunakan untuk obat alternatif penyakit gigi dan mulut salah satunya adalah tanaman Biduri ( Calotropis gigantea ). Pada daun Biduri terdapat saponin yang diduga dapat digunakan sebagai obat anti inflamasi, oleh karena itu penulis ingin mengetahui sejauh mana pengaruh perasan daun biduri konsentrasi 50% terhadap jumlah limfosit pada jaringan granulasi pasca pencabutan gigi tikus putih. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian perasan daun biduri terhadap jumlah limfosit pada tikus putih yang mengalami peradangan pasca pencabutan gigi. Manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan informasi bahwa daun tanaman biduri ( Calotropis gigantea ) mempunyai kemampuan menurunkan sel radang dalam hal ini limfosit. Penelitian ini menggunakan 56 ekor tikus putih yang dibagi dalam 3 kelompok, 8 ekor tikus pada kelompok 1 diberi perasan daun biduri sebagai kontrol positif, kelompok 2 terdiri dari 24 ekor tikus putih dilakukan pencabutan gigi sebagai kontrol negatif. Kelompok 3 terdiri dari 24 ekor tikus putih yang dilakukan pencabutan gigi dan diberi perasan daun biduri sebagai kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol negatif dan perlakuan tikus putih dibagi dalam 3 sub kelompok, tiap sub kelompok terdiri dari 8 ekor tikus putih yang kemudian dikorbankan pada hari ke-2, 4 dan 8. Sedangkan pada kelompok kontrol positif tikus putih dikorbankan pada hari ke-2. Setelah dikorbankan, tikus putih diambil rahangnya, dibuat preparat jaringan dan diamati dengan mikroskop. Data yang diperolah dianalisis dengan menggunakan uji Two-way Anova dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah limfosit paling sedikit pada kelompok tikus putih yang hanya diberi perasan daun biduri dibandingkan dengan kelompok yang lain. Efek dari perasan daun biduri terhadap penurunan jumlah limfosit terlihat nyata pada kelompok tikus putih yang dilakukan pencabutan dan diberi perasan daun biduri yang menunjukkan jumlah limfosit lebih sedikit dibandingkan dengan tikus putih yang hanya dilakukan pencabutan pada berbagai waktu pengamatan. Rata-rata penurunan jumlah limfosit pada tikus putih yang
xv
dilakukan pencabutan dan diberi perasan daun biduri lebih banyak terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-8. Secara statistik terdapat penurunan jumlah limfosit pada jaringan granulasi pasca pencabutan yang bermakna (p<0,05) pada tikus putih yang diberi perasan biduri, dan secara bermakna (p<0,05) pemberian perasan daun biduri dalam waktu yang lama dapat menurunkan jumlah limfosit yang lebih besar.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]