Show simple item record

dc.contributor.authorEny Wulandari
dc.date.accessioned2014-01-25T00:48:26Z
dc.date.available2014-01-25T00:48:26Z
dc.date.issued2014-01-25
dc.identifier.nimNIM020210103350
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/23792
dc.description.abstractUlat grayak (S podoptera litura F) merupakan hama penting di Indonesia, karena hama ini mempunyai tanaman inang antara lain tembakau, kedelai, kacang tanah, kentang, cabai, bawang merah, kubis, dan lain-lain. Upaya pengendalian ulat grayak selama ini masih banyak yang menggunakan insektisida kimiawi, padahal banyak sekali kerugian dari penggunaan insektisida kimiawi ini. Oleh sebab itu perlu upaya pencarian insektisida hayati. Agen pengendali hayati Bacillus thuringiensis (Bt) banyak dianjurkan, karena tidak memberikan dampak buruk terhadap hewan non target. Bt adalah bakteri yang menghasilkan kristal protein yang bersifat membunuh serangga sewaktu mengalami proses sporulasinya. Akan tetapi salah satu kelemahan Bt adalah daya racunnya sangat spesifik dan tidak tahan terhadap sinar ultraviolet (UV). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang lama penyinaran UV yang aman sehingga insektisida Bt masih mampu bersifat insektisidal pada ulat grayak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya LC 50 -24 jam , LC 50 -48 jam, LC 50 -72 jam dan LC 90 -24 jam, LC 90 -48 jam, LC 90 -72 jam B t terhadap mortalitas larva S. litura dan pengaruh lama penyinaran UV pada Bt terhadap persentase mortalitas larva S. litura. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Dasar Mikrobiologi UPT MIPA Universitas Jember pada bulan April 2006. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun jarak kepyar sebagai pakan larva S. litura instar 3, aquadest, insektisida Thuricide ( Bt subsp Kurstaki strain H-14, lampu UV 15 watt, alat penyinaran UV ( Laminar Air Flow ) 110 Volt. Desain penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 2 faktorial dengan variasi perlakuan x 5 x 7. Faktor A adalah lama penyinaran UV pada Bt yaitu 0 jam, 6 jam, 12 jam, 18 jan dan 24 jam, faktor B adalah konsentrasi Bt yaitu 0%, 0.1%, 0.2%, 0.3%, 0.4%, 0.5%, dan 0.6%. Parameter penelitian adalah mortalitas larva S. litura . Untuk menguji pengaruh lama penyinaran UV pada Bt terhadap mortalitas larva S. litura data dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANAVA), untuk mengetahui hubungan lama penyinaran UV pada Bt dengan mortalitas larva S. litura regresi dan untuk menentukan nilai LC 50 dari serial konsentrasi Thuricide dan LC 90 dari serial lama penyinaran UV pada Bt digunakan analisis probit. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa lama penyinaran UV berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva S. litura , kemudian setelah dilakukan uji DMRT taraf signifikansi 5% mortalitas larva S. litura dengan penyinaran UV pada Bt selama 0-18 jam tidak berbeda nyata. Mortalitas larva S. litura penyinaran UV selama 24 jam berbeda nyata dengan semua perlakuan. Hasil analisis regresi menunjukkan nilai koefisien regresi lebih dari 50% dari semua perlakuan ini berarti lama penyinaran UV pada Bt mempunyai pengaruh lebih dari 50% terhadap mortalitas larva S. litura . Nilai koefisien korelasi pada pengamatan 24 jam berturut-turut pada konsentrasi 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; 0,5%; 0,6% adalah – 0,556; -0,5278; -0,8333; -1,3611; -1,2222; -0,8889. Pada pengamatan 48 jam berturut-turut pada konsentrasi 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; 0,5%; 0,6% adalah – 0,6667; -0,4167; -0,6944; -0,4444; -1,0556; -0,6667. Pada pengamatan 72 jam berturut-turut pada konsentrasi 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; 0,5%; 0,6% adalah – 1,3889; -0,5556; -0,6389; -0,5833; -0,75; -0,4722. Nilai koefisien korelasi bernilai negatif ini artinya adanya hubungan yang berlawanan antara lama penyinaran UV pada Bt dengan mortalitas larva S. litura , jika lama penyinaran UV pada Bt bertambah 1 jam maka mortalitas larva S. litura akan berkurang sebesar nilai koefisien korelasinya. Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis data dan pembahasan adalah Nilai LC 50 pada pengamatan 24 jam berturut-turut pada Bt dengan lama penyinaran UV 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam adalah 0,3321%; 0,3571%; xi 0,3987% dan 0,5602%. Nilai LC 50 pada pengamatan 48 jam berturut-turut pada Bt dengan penyinaran UV 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam adalah 0,2135%; 0,2177%; 0,2268% dan 0,2791%. Nilai LC 90 hanya dapat dicari pada Bt dengan penyinaran 0 jam dan 6 jam yaitu 0,3826% dan 0,5658%. Pada pengamatan 72 jam nilai LC 50 berturut-turut pada Bt dengan penyinaran UV 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam adalah 0,0924%; 0,0972%; 0,1403% dan 0,1733%, sedangkan nilai LC 90 berturut-turut pada Bt dengan penyinaran UV 6 jam, 12 jam, 18 jam adalah 0,4668%; 0,5155%; 0.5714%. Konsentrasi Bt 0,6% paling efektif diantara konsentrasi 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; dan 0,5%. Hal ini ditunjukkan dengan paling besarnya nilai mortalitas pada tiap lama penyinaran. Semakin besar lama penyinaran UV pada Bt, maka persentase mortalitas larva S. litura semakin menurun. Mortalitas terendah tampak pada penyinaran UV 24 jam dengan konsentrasi Bt 0,1%; sedangakan mortalitas tertinggi pada penyinaran UV 0 dengan konsentrasi Bt 0,6%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries020210103350;
dc.subjectMortalitas Ulat Grayaken_US
dc.titlePengaruh Lama Penyinaran UV Pada Insektisida B t Terhadap Mortalitas Ulat Grayak ( S litura F) (Eksperimen Laboratorium),en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record