ENGARUH DERAJAT KEASAMAN DAN BAGIAN POTONGAN TUBUH PLANARIA (Euplanaria sp.) TERHADAP KECEPATAN REGENERASI SEBAGAI ALTERNATIF PRAKTIKUM (Konsep Regenerasi Materi Phylum Plathyhelminthes di SMA Kelas X)
Abstract
Planaria termasuk golongan cacing pipih yang memiliki keunikan karena
meskipun tubuh cacing ini berukuran kecil namun memiliki daya regenerasi yang
sangat tinggi (Soemadji, 1994). Adanya batas-batas kisaran toleransi terhadap kondisi
faktor-faktor biotik dan abiotik menyebabkan suatu makhluk hidup mempunyai
relung ekologi (niche) yaitu ruang fisik yang ditempati organisme serta memiliki
kisaran suhu, kelembaban, pH, intensitas cahaya dan keadaan lain yang spesifik bagi
organisme tersebut (Odum, 1993). Planaria sensitif terhadap cahaya kuat, temperatur
dan pH.
Potent Hydrogen merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan
keadaan asam atau basa suatu larutan (Juansah, 2009). Hubungan pH dengan oksigen
terlarut dalam air, apabila nilai pH rendah (keasaman tinggi) maka yang akan terjadi
pada badan air yaitu penurunan oksigen terlarut dan beberapa organisme mengalami
konsumsi oksigen menurun (Herfani, 2010). Bagian tengah tubuh planaria yang
dipotong-potong dan diperoleh hasil bahwa pada bagian-bagian ujung anterior akan
terbentuk kepala dan pada bagian-bagian posterior akan terbentuk cauda. Percobaanpercobaan
menunjukkan
bahwa
potongan
anterior
regenerasinya
lebih
cepat
dari
pada
bagian
posterior (Radiopoetro, 1990). Praktikum merupakan suatu kegiatan praktik
baik yang dilakukan di laboratorium maupun di luar laboratorium yang ditujukan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Praktikum atau kegiatan laboratorium
merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar pendidikan IPA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH dan bagian potongan
tubuh Planaria terhadap kecepatan regenerasi Planaria, untuk mengetahui adanya
interaksi antara pH dan bagian potongan tubuh Planaria pada daya regenerasi Planaria
dan untuk menghasilkan alternatif praktikum konsep regenerasi Planaria. Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dan deskriptif kuantitatif. Desain
penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dan terbagi
menjadi 5 macam perlakuan dan 3 kali pengulangan dengan kadar pH yaitu 7; 6; 6,5;
7,5; 8. Data yang dikumpulkan berupa hasil panjang Planaria setelah dilakukan
pengukuran panjang Planaria setiap tiga hari sekali sehingga diperoleh data
pertambahan panjang Planaria pada setiap pengamatan.
Hasil dari penelitian ini didapatkan hasil pH berpengaruh terhadap kecepatan
regenerasi Planaria (Euplanaria sp.) dengan nilai signifikan sebesar 0,031 (P<0,05)
dengan hasil bahwa pH 6,5 yang optimal tejadi kecepatan regenerasi Planaria. Bagian
potongan Planaria juga berpengaruh terhadap kecepatan regenerasi Planaria
(Euplanaria sp.) dengan nilai signifikansi sebesar 0,038 dengan hasil bagian
potongan kepala yang mengalami regenerasi paling cepat dari begian potongan badan
dan ekor. pH tidak memiliki interaksi dengan bagian potongan tubuh Planaria
terhadap daya regenerasi Planaria karena memiliki nilai signifikansi sebesar 0,995
(P<0,05). Produk hasil penelitian eksperimen pengaruh pH dan Bagian Potongan
Planaria terhadap kecepatan regenerasi Planaria berupa LKS dikategorikan baik untuk
dijadikan alternatif praktikum konsep regenerasi Planaria Materi Phylum
Plathyhelminthes di SMA kelas X dengan rata-rata nilai dari 10 orang Responden
sebesar 71,25.
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari penelitian terdapat pengaruh
pH dan bagian potongan tubuh Planaria terhadap kecepatan regenerasi Planaria, pH
tidak memiliki interaksi dengan bagian potongan tubuh Planaria terhadap daya
regenerasi Planaria, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif
praktikum konsep regenerasi Planaria Materi Phylum Plathyhelminthes di SMA kelas
X