Show simple item record

dc.contributor.authorStephanie Indriella Rite Fallo
dc.date.accessioned2014-01-24T05:49:49Z
dc.date.available2014-01-24T05:49:49Z
dc.date.issued2014-01-24
dc.identifier.nimNIM050910101172
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/23447
dc.description.abstractPada tanggal 10 Maret 2008 bertepatan dengan peringatan Hari Perlawanan Rakyat Tibet terhadap Pemerintah China, rakyat Tibet, para bhiksu, dan mahasiswa berkumpul di Biara Drepung untuk melakukan demonstrasi. Demonstrasi tersebut bertujuan untuk menuntut pemerintah China membebaskan 50 sampai 60 bhiksu yang ditahan pada akhir Oktober 2007. Para bhiksu tersebut ditahan karena mereka merayakan diberikannya Medali Emas Kongres kepada Dalai Lama di Washington yang sangat mengecewakan China. Selain menuntut pembebasan bagi para bhiksu, rakyat Tibet menggunakan kesempatan tersebut untuk menunjukkan kepada dunia mengenai kondisi mereka yang memprihatinkan di bawah pemerintahan China. Bergejolaknya Tibet kembali setelah hampir 20 tahun tanpa suara di bawah pemerintahan China disebabkan oleh beberapa faktor. Ketidakpuasan rakyat Tibet semakin dirasakan karena dengan dibukanya jalur kereta api pan Himalaya semakin menimbulkan kesenjangan antara ekspektasi nilai dan kapabilitas nilai Tibet. Rakyat Tibet sebagai penduduk lokal merasa berhak menjadi prioritas dalam kebijakan China agar dapat menikmati hasil pembangunan yang telah dicapai di wilayah Tibet dan dapat menjaga kelestarian agama dan budayanya. Namun pada kenyataannya semakin mudahnya transportasi semakin berbondong-bondong imigran masuk ke Tibet. Akibatnya penduduk lokal harus bersaing dengan para imigran yang memiliki keunggulan dalam skill maupun kehidupan sosial budayanya yang maju, sehingga para imigran mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik. Melihat keadaan Tibet, Dalai Lama sebagai pemimpin spiritual tertinggi Tibet di pengasingan di Dharamsala, India telah melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan simpati dan dukungan internasional mengenai masalah Tibet. Hasilnya banyak organisasi internasional pembela Tibet muncul untuk mendukung Tibet merdeka. Negara-negara barat khususnya Amerika Serikat melalui media massa menunjukkan keberpihakannya pada Tibet tanpa melihat berbagai pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah China di Tibet. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari kepentingan AS yang ingin menguasai sumber mineral dan minyak Tibet yang diperkirakan berjumlah jutaan dollar. Adanya berbagai dukungan dari masyarakat internasional telah membangun semangat nasionalisme Tibet untuk menuntut pemerntah China. Olimpiade Beijing yang memiliki arti yang sangat signifikan bagi China digunakan oleh rakyat Tibet sebagai waktu yang tepat untuk melalukan demonstrasi karena saat itu mata dunia semakin terarah pada China yang sedang mempersiapakan diri sebagai tuan rumah olimpiade.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries050910101172;
dc.subjectDEMONSTRASI ANTI CHINAen_US
dc.titleDEMONSTRASI ANTI CHINA DI LHASA, TIBET PADA MARET 2008en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record