dc.description.abstract | Tradisi masyarakat di Desa Macan Putih Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi adalah melaksanakan kebiasaan upacara adat atau tradisi yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali, yaitu upacara Endhog-endhogan yang tepatnya dilaksanakan setiap Bulan Maulud (dalam kalender Hijriyah). Upacara tersebut dilakukan oleh masyarakat Desa Macan Putih sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan yang telah memberikan anugerah dan keselamatan dan sebagai rangkaian acara peringatan hari lahir Nabi Muhammad yang diselenggarakan setiap akhir Bulan Maulud (kalender Hijriyah).
Adanya pengaruh dari modernisasi, kebijakan pemerintah daerah dan masuknya budaya-budaya asing telah merubah pola pikir masyarakat menuju masyarakat modern dan menyesuaikan dengan jaman sehingga menimbulkan terjadinya pergeseran pada upacara Endhog-endhogan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan sejarah, penyebab dan pergeseran fungsi, nilai dan makna upacara Endhog-endhogan pada masyarakat Using di Desa Macan Putih, Banyuwangi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan pada studi deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendiskripsikan atau menjelaskan tentang suatu hal seperti apa adanya. Selain itu, teknik pengumpulan informan adalah dengan menggunakan snowball sampling. Pengumpulan data penelitian melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Langkah yang dilakukan dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan member check. Metode ini dilakukan untuk mengetahui kadar keabsahan data. Data yang diperoleh dari informan tersebut dapat dipercaya atau tidak. Kemudian peneliti melakukan member check kepada para informan.
Pergeseran yang terjadi dalam upacara Endhog-endhogan masyarakat Using desa Macan Putih Banyuwangi merupakan suatu fenomena perubahan sosial yang terjadi akibat adanya faktor-faktor yang mendorong terjadinya sebuah perubahan sosial tersebut. Faktor yang mempengaruhi pergeseran upacara Endhog-endhogan yang terjadi di dalam masyarakat Using desa Macan Putih Banyuwangi ini berasal dari perubahan dan tingginya tingkat intelektual seseorang yang cenderung berfikir secara dinamis dan menuju pola pikir masyarakat modern, kebijakan pemerintah daerah yang menjadikan upacara Endhog-endhogan menjadi aset wisata budaya dan juga modernisasi serta masuknya budaya luar atau budaya asing yang tanpa adanya suatu countertrend atau penolakan dan penyaringan terhadap budaya asing tersebut. Adanya pengaruh dari berbagai hal diatas, menimbulkan terjadinya pergeseran fungsi, nilai dan makna yang terjadi pada upacara Endhog-endhogan pada masyarakat Using Desa Macan Putih Kabat Banyuwangi. Bentuk pergeseran telihat pada peralatan yang digunakan dari peralatan sederhana ke pernak-pernik yang beraneka ragam, terlihat dari prosesi ritual dan juga peralatan yang digunakan semakin banyak. Adanya pergeseran dari upacara adat ke wisata budaya yang telihat dari berubahnya orientasi masyarakat yang dahulu sebagai bentuk harmonisasi dengan alam, sarana dakwah, sarana sosialisasi dengan masyarakat sampai pada alat pemersatu bergeser menjadi sarana hiburan rakyat yang merupakan wujud dari sebuah wisata budaya. Dari nilai kesakralan ke komersialisasi budaya dan dari simbol ketaatan ke hiburan rakyat karena hanya menjadi seremonial belaka. Dalam setiap prosesi dari kegiatan ritual yang menampilkan berbagai simbol yang dimaknai dengan seksama pada masa lalu berubah menjadi pendangkalan makna yang tidak setiap orang mengetahui maksud dan tujuannya. | en_US |