Show simple item record

dc.contributor.authorFeri Sulistiono
dc.date.accessioned2014-01-24T05:18:05Z
dc.date.available2014-01-24T05:18:05Z
dc.date.issued2014-01-24
dc.identifier.nimNIM061910101154
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/23360
dc.description.abstractMesin yang berbahan bakar alkohol secara teoritis akan memiliki unjuk kerja yang lebih tinggi atau minimal sama dengan yang berbahan bakar bensin. Hal ini disebabkan karena ethanol memiliki bilangan oktan yang lebih tinggi sehingga memungkinkan penggunaan rasio kompresi yang lebih tinggi pada mesin Otto. Ethanol memiliki angka oktan yang lebih tinggi daripada bensin maka perbandingan kompresi yang bisa dipakai juga lebih tinggi, dan efisiensi thermal teoritisnya akan lebih tinggi, sehingga secara teoritis pencampuran ethanol dengan bensin akan meningkatkan efisiensi mesin. Hasil pengujian angka oktana (RON = Research Octane Number) bahan bakar Bensin 88 (E-0) sebesar 88, sedangkan angka oktana bioetanol murni (E-100) adalah >115 RON, lalu dilakukan denaturasi dengan 2% volume Bensin 88 menjadi 105,5 RON, sedangkan angka oktana campuran bahan bakar Bensin 88 dengan bioetanol (E-5 s/d E-10) adalah berkisar antara 91,0 s/d 92,7 RON. Pemakaian ethanol harus di ikuti dengan peningkatan rasio kompresi agar efisiensi mesin dapat optimal. Variasi kompresi yang digunakan meliputi standart 9,3:1, rasio kompresi 9,8:1, rasio kompresi 10,3:1, dan rasio kompresi 10,8:1. Cara meningkatkan rasio kompresi dengan menskrap silinder mesin yang bertujuan mengurangi volume sisa. Prosentase campuran bahan bakar premium dan ethanol yang digunakan E0, E5, dan E10 (0%, 5%, dan 10%). Dari hasil pengujian dan analisa data diperoleh peningkatan torsi sebesar 6,87% pada rasio kompresi 9,8:1 dengan menggunakan bahan bakar E10 (7,47 Nm) dibandingkan dengan rasio kompresi standart 9,3:1 dengan bahan bakar E0 (6,99 Nm). Terjadi peningkatan daya efektif sebesar 10,19% pada variasi rasio kompresi 9,8:1 dengan menggunakan campuran bahan bakar E10 (7,57 Hp) dibandingkan dengan rasio kompresi standart 9,3:1 dengan bahan bakar E0 (6,8 7 Hp). Konsumsi bahan bakar spesifik efektif pada variasi rasio kompresi 9,8:1 menggunakan bahan bakar E10 (0,24 Kg/Jam) mengalami penurunan sebesar 29,41% pada putaran 6000 rpm dibandingkan dengan rasio kompresi standart 9,3:1 dengan bahan bakar E0 (0,34 Kg/Jam). Efisiensi thermal efektif terjadi peningkatan sebesar 22,96% pada variasi rasio kompresi 9,8:1 dengan menggunakan bahan bakar E10 dibandingkan dengan rasio kompresi standart 9,3:1 dengan bahan bakar E0 dengan nilai sebesar 15,65%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061910101154;
dc.subjectVARIASI PERBANDINGAN KOMPRESI RUANG BAKAR PADA CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM ETANOL TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAHen_US
dc.titlePENGARUH VARIASI PERBANDINGAN KOMPRESI RUANG BAKAR PADA CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM ETANOL TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAHen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record