PENGARUH EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum var. Lumbu Hijau) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Shigella dysentriae, Salmonella thypi dan Escherichia coli
Abstract
Bawang Putih (Allium sativum L.) merupakan salah satu jenis tanaman obat
yang banyak memiliki manfaat, di antaranya sebagai bumbu masak, obat tekanan
darah tinggi, meredakan rasa pening di kepala dan menurunkan kolesterol.
Pemanfaatan tanaman sebagai obat menjadi bagian dari pengobatan tradisional di
seluruh dunia, karena efektif, efisien, aman, dan ekonomis. Bawang putih
mengandung 0,2% minyak atsiri yang berwarna kuning kecoklatan, dengan komposisi
utama adalah turunan asam amino yang mengandung sulfur (Alliin, 0,2-1%,
dihitung terhadap bobot segar). Dalam proses destilasi atau pengirisan umbi, Alliin
berubah menjadi Allicin (Obtrando, 2010). Diantara beberapa komponen bioaktif
yang terdapat pada bawang putih, senyawa sulfida adalah senyawa yang paling
banyak jumlahnya. Senyawa-senyawa tersebut antara lain adalah allisin (Mashaw,
2008).
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi F.MIPA Universitas
Jember. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya pengaruh ekstrak
etanol bawang putih dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae,
Salmonella thypi dan Escherichia coli. Dan untuk menentukan besarnya konsentrasi
hambatan minimum ekstrak etanol bawang putih yang mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae, Salmonella thypi dan Escherichia coli.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium,
dengan menggunakan difusi agar/sumuran dengan kontrol positif tetrasiklin 0,01%
dan kontrol negatif Aquades. Konsentrasi yang digunakan adalah konsentrasi 1%, 2
%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, dan 10%. Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali pengulangan. Analisis data
dilakukan dengan Anova menggunakan SPSS dengan tingkat kepercayaan 95%
(P<0,05) untuk mengetahui adanya pengaruh daya hambat ekstrak bawang putih
(Allium sativum var. Lumbu Hijau) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella
dysentriae, Salmonella typhi dan Escherichia coli dilanjutkan dengan uji Duncan
untuk menguji perbedaan diantara semua pasangan perlakuan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa bawang putih
(Allium sativum var. Lumbu Hijau) mempunyai Konsentrasi Hambat Minimum
(KHM) sebesar 0,9% untuk pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae, bakteri
Salmonella typhi pada konsentrasi 0,8%, dan bakteri Escherichia coli sebesar 0,8%.
Berdasarkan uji ANOVA (Tabel 4.11, Tabel 4.13 dan Tabel 4.15), dapat diketahui
Shigella dysentriae, Salmonella typhi dan Escherichia coli memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,00 (P<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antar konsentrasi ekstrak bawang putih (Allium sativum var. Lumbu Hijau) terhadap
pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae, Salmonella typhi dan Escherichia coli.
Berdasarkan hasil deskriptif ANOVA (Tabel 4.19), menunjukkan bahwa
bakteri Shigella dysentriae mempunyai rata-rata hambatan pertumbuhan sebesar 0,45
cm, bakteri Salmonella typhi sebesar 0,75 cm dan bakteri Escherichia coli sebesar
0,59 cm. Sehingga berdasarkan dari nilai rata-rata hambatan pertumbuhan bakteri di
atas dapat disimpulkan bahwa daya hambat ekstrak bawang putih (Allium sativum
var. Lumbu Hijau) lebih efektif menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi
daripada bakteri Escherichia coli dan Shigella dysentriae, dengan nilai rata-rata
hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella typhi sebesar 0,75 cm.
Kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan adalah ekstrak bawang putih
(Allium sativum var. Lumbu Hijau) mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan
bakteri Shigella dysentriae, Salmonella typhi dan Escherichia coli. Hal ini
dikarenakan kandungan aktif dalam bawang putih yaitu allisin yang berfungsi
menghambat aktivitas bakteri dengan mekanisme penghambatan dengan cara
mendenaturasi protein dinding sel bakteri