Resistensi etnis Uighur terhadap pemerintah China
Abstract
Konflik di Xinjiang berawal dari adanya keinginan merdeka etnis Uighur terhadap pemerintah China. Adanya kepentingan pemerintah China terhadap wilayah Xinjiang meliputi kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan politik, membuat China bersitegang untuk tetap mempertahankan Xinjiang sebagai daerah otonom China. Akan tetapi dilain pihak, pemerintah China tetap memperlakukan etnis Uighur dengan perlakuan yang tidak adil dengan perlakuan pemerintah terhadap etnis Han di Xinjiang. Sebagai kelompok minoritas, Uighur menuntut keadilan dan hak-hak hidup mereka diakui termasuk hak dasar mereka yang berkaitan dengan adanya kebebasan beragama. Tetapi, pemerintah China menolak dan melakukan tindakan represif dengan menggunakan pendekatan militer. Karena adanya diskriminasi yang dialami etnis Uighur di Xinjiang, etnis Uighur mengadakan berbagai bentuk perlawanan sebagai respon atas perlakuan, penindasan dari pemerintah yang dirasa sangat tidak adil serta merugikan etnis Uighur. Hal ini yang menjadi faktor utama dalam konflik yang terjadi di Xinjiang dan yang menjadikan tema resistensi etnis Uighur terhadap pemerintah China menarik untuk diangkat dalam skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode analisa data deskriptif kualitatif, hal itu dikarenakan pembahasan dalam skripsi ini menggunakan data utama berupa data sekunder, sehingga tidak bisa diukur secara langsung. Data sekunder yang dipakai mayoritas berupa pendapat orang dan data pendukung kualitatif lain yang mencerminkan sikap, perilaku, pandangan dan ideologi seseorang yang tercermin dalam berbagai bentuk publikasi baik cetak maupun elektronik. Selain data kualitatif, data kuantitatif juga dipakai sebagai data pendukung untuk menjelaskan berbagai fenomena yang dikaji. Contohnya, pada 5 Juli 2009 di Urumqi, Xinjiang, terjadi demo massal etnis Uighur yang mencapai puluhan ribu orang terhadap pemerintah China. Hal itu dipicu karena oleh dua factor, yaitu faktor elite dan factor mass. Adanya kepentingan para elite politik di kancah pemerintahan China sehingga mengobarkan konflik rasial terjadi pada tanggal 5 Juli 2009 antara etnis Uighur dan
viii
Han di Xinjiang. Selain itu tuntutan atas ketidakpuasan etnis Uighur juga menjadikan alasan bagi etnis Uighur untuk menuntut keadilan terhadap pemerintah China sehingga menuangkannya dalam aksi protes yang menjadi factor pemicu dari tingkat mass sehingga memunculkan konflik pada tanggal 5 Juli 2009