dc.description.abstract | Gunung Ijen merupakan salah satu gunung api yang berada di bagian paling
Timur Pulau Jawa, tepatnya di Desa Tamansari Kecamatan Licin Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur. Menurut masyarakat Banyuwangi Gunung Ijen ini disebut
juga Kawah Ijen karena kawahnya yang indah didukung oleh ekosistem disekitar
kawah yang menakjubkan; dataran tinggi ini masuk area Taman Nasional Alas Purwo
(TNAP). Masyarakat Desa Tamansari memanfaatkan kawah Ijen untuk menambang
belerang karena melimpahnya sumber daya alam ini dan guna memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Untuk memperoleh deskripsi yang lebih luas mengenai penambangan
belerang di Gunung Ijen, maka permasalahan dalam penelitian ini meliputi ; 1)
bagaimanakah sejarah penambangan belerang di Gunung Ijen Desa Tamansari, 2)
bagaimana dinamika kehidupan sosial ekonomi penambang belerang di Gunung Ijen
Desa Tamansari Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi tahun 1968-2007. Manfaat
dari penelitian ini adalah; 1). Menambah khasanah sejarah sosial ekonomi Indonesia,
2). Menjadi bahan masukan bagi pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi dalam
mengambil kebijakan yang berkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan
penambang belerang, 3). Dapat lebih memperkaya perbendaharaan kepustakaan
tentang perkembangan sosial ekonomi penambang belerang Kabupaten Banyuwangi,
4). Dapat memberikan informasi bagi setiap orang yang ingin mengetahui mengenai
kehidupan sosial ekonomi penambang belerang.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan sosiologi ekonomi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
maupun sekunder yang diperoleh dari wawancara dan dokumen. Pembahasan dan
hasil meliputi sejarah penambangan belerang di Gunung Ijen, kegiatan penambangan
belerang yang meliputi proses penambangan, perlengkapan yang digunakan dan hasil
produksi, serta dinamika kehidupan sosial ekonomi penambang belerang di Gunung
Ijen Desa Tamansari Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi.
Penambangan belarang di Kawah Ijen dimulai pada tahun 1968.
Penambangan itu dilakukan sekitar 15 orang dengan harga jual belerang per kilonya
Rp 2,-. Penambangan ini masih terus dilakukan hingga sekarang dengan harga jual
belerang per kilo Rp 500. Pada tahun 1970 yang terlibat dalam penambangan
belerang sekitar 25 orang dan penambangan tersebut dilakukan oleh CV. Argomulyo
yang mempunyai tempat belum permanen di Desa Tamansari dan tahun 1973 CV
Argomulyo berubah menjadi PT. Candi Ngrimbi hingga saat ini.
Pendapatan penambang belerang untuk tiap harinya berbeda-beda tergantung
berapa kali mereka mengangkut belerang dan beban yang diangkut oleh penambang,
tetapi rata-rata setiap harinya penambang memperoleh pendapatan antara Rp 25.000
sampai dengan Rp 40.000. dengan harga belerang per kilogramnya saat ini 500 rupiah
dan setiap bulannya penambang belerang dapat mengantongi pendapatan kurang lebih
sekitar 1.000.000 rupiah.
Perlengkapan yang digunakan para penambang belerang meliputi helm,
sepatu, sarung, sarung tangan, keranjang dan alat pengungkit. Perlengkapan tersebut
agar terhindar dari kecerobohan pada saat proses kerja berlangsung karena medan
yang dilalui oleh penambang belerang cukup sulit dan terjal, karena penambangan
yang berada di Gunung Ijen ini merupakan penambangan yang masih tradisional.
Karena sejak awal dimulainya penambangan belerang pengangkutannya masih
menggunakan tenaga manusia dan belerang tersebut harus diangkut kurang lebih
sekitar 4 kilometer dan setelah sampai di Paltuding belerang tersebut akan diangkut
oleh truk menuju ke Perusahaan yang berada di Desa Tamansari Perusahaan tempat mereka bekerja memberikan asuransi kecelakaan kerja
namun dengan syarat asuransi ini berlaku semasa jam kerja saja yaitu
mulai pukul 6 pagi sampai pukul 2 siang. Diluar jam itu resiko ditanggung
penambang sendiri. Untuk menjaga stamina biasanya mereka rajin meminum jamu
tradisional, namun jika merasa tidak enak badan mereka memeriksakan diri ke dokter.
Para penambang ini harus benar-benar memperhatikan kesehatannya, mengingat
pekerjaannya yang tidak ringan. | en_US |