RESPONS ANTI INFLAMASI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP JUMLAH LIMFOSIT PADA GINGIVA TIKUS WISTAR JANTAN PASCA DIINDUKSI Porphyromonas gingivalis
Abstract
Kulit buah manggis selama ini telah dimanfaatkan sebagai bahan baku obatobatan
karena mengandung senyawa xanton dengan senyawa utama alfa mangostin
dan gamma-mangostin, yang dipercaya memiliki kemampuan menghentikan
inflamasi. Selain xanton kulit buah manggis juga memiliki kandungan tanin dan
catechin. Tanin diketahui mempunyai aktifitas anti inflamasi, astringen, antidiare,
diuretik dan antiseptik. Cathecin yang juga termasuk golongan flavonoid juga
memiliki efek anti inflamasi. Pada rongga mulut dapat terjadi keradangan pada
jaringan periodontal yang diakibatkan oleh bakteri. P. gingivalis, dengan komponen
dinding sel lipopolisakarida (LPS), yang bersifat endotoksin. Selain itu bakteri
P.gingivalis mampu menempel pada sel epitel dibanding bakteri lain melalui molekul
perekat seperti fimbia, fibril dan hemaglutinin, yang mampu merangsang reaksi
sistem imun proses inflamasi. Salah satu sel yang berperan penting dalam inflamasi
adalah limfosit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respons anti inflamasi
ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap jumlah limfosit
gingiva tikus wistar jantan pasca diinduksi Porphyromonas gingivalis.
Penelitian dilakukan di bagian Biomedik Laboratorium Mikrobiologi,
Fisiologi, Histologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental laboratoris pada tikus wistar jantan
menggunakan the post test only control group design. Sampel yang digunakan adalah
24 ekor tikus dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan perlakuan,
yang diinjeksi P.gingivalis dengan konsentrasi 3x108CFU secara intrasulkuler selama
5 hari. Kelompok perlakuan diberikan ekstrak kulit buah manggis dengan dosis
viii
300mg intragastrik. Dekapitasi dilakukan pada hari ke-1, hari ke-3 dan hari ke-7
setelah pemberian ekstrak dan dilanjutkan dengan pembuatan preparat jaringan
kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel limfosit tikus wistar jantan. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan one way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Least
Significance Diference (LSD). Jumlah sel limfosit dihitung dengan bantuan
mikroskop binokuler dengan pembesaran 400x dengan pengecatan limfosit
menggunakan Hematoksilin-Eosin (HE).
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara bermakna (P<0,05) rata-rata
kelompok perlakuan mengalami jumlah limfosit yang lebih kecil dibandingkan
kelompok kontrol, mulai awal pengamatan yaitu pada hari pertama hingga hari
ketujuh. Hal ini oleh karena ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)
mengandung senyawa xanton, tanin dan catechins memiliki efek anti inflamasi,
karena tanin dan catechins dapat menghambat pengeluaran prostaglandin pada jalur
asam arakhidonat yang merupakan mediator peradangan penting. Sedangkan xanton
dapat menghambat jalur siklooksigenase dan lipoksigenase. Dengan terhambatnya
pelepasan arakhidonat dari sel inflamasi akan menyebabkan kurang tersedianya
substrat arakhidonat bagi jalur siklooksigenase dan lipoksigenase yang pada akhirnya
akan menekan jumlah prostaglandin, prostasiklin, endoperoksidase, dan leukotrin di
sisi lain. Penekanan jumlah tersebut mengurangi terjadinya vasodilatasi pembuluh
darah dan aliran darah lokal, yang akan berpengaruh pada migrasi limfosit. Oleh
karena itu pada kelompok perlakuan jumlah limfosit lebih kecil dari pada kelompok
kontrol.
Kesimpulan pada penelitian ini bahwa ekstrak kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.) dengan dosis 300mg dapat menurunkan jumlah limfosit gingiva tikus
wistar jantan pasca diinduksi Porphyromonas gingivalis.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]