FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB NIKAH SIRI PADA PARA PEKERJA PROYEK PLTU PAITON
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisa lebih
mendalam mengenai faktor-faktor penyebab nikah siri pada para pekerja proyek
PLTU Paiton. Penelitian ini berawal dari kajian teori kebutuhan seks menurut
Sigmund Freud yaitu Kebutuhan Seks (Sex Needs), yaitu kebutuhan pelampiasan
dorongan seksual, bagi mereka yang sudah matang fungsi biologisnya. Sehingga
menyebabkan pernikahan siri marak dilakukan. Hal ini disebabkan para informan
kurang paham terhadap hukum pernikahan yang sesuai dengan aturan pemerintah.
Penelitian ini menggambarkan secara deskriptif tentang faktor-faktor melakukan
pernikahan siri antara pekerja PLTU Paiton dengan masayarakat Sukodadi Paiton
Probolinggo. Sedangkan dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, data yang digunakan terbagi
menjadi 2 bagian yaitu data primer dan skunder. Data primer diperoleh dari proses
wawancara dan observasi sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai
dokumentasi, diharapkan data tersebut mampu menggambarkan permasalahan yang
diteliti. Menguji keabsahan data, maka peneliti menggunakan triangulasi teknik yaitu
peneliti berusaha mengkroscekkan data-data yang diperoleh dari beberapa alat
pengumpulan data. Teknik analisis penelitian menggunakan analisis deskriptif
kualitatif.
Maraknya nikah siri di daerah Paiton dikarenakan adanya proyek pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) mulai dibangun pada tahun 1992, PLTU Paiton cukup besar
sehingga menyerap tenaga kerja dari luar daerah cukup besar (luar propinsi maupun
luar negeri). masyarakat yang ada di daerah Paiton sedikit bergeser, pergeseran ini
banyaknya ditemukan adanya perselingkuhan antara masyarakat setempat dengan
para pekerja, kawin kontrak dan kawin siri. Pekerja PLTU Paiton notabenenya adalah kaum adam baik yang muda atau sudah tua, yang ngontrak dirumah masyarakat
sekitar PLTU. Kebutuhan seks kaum pekerja karena jauhnya dengan istri, begitupun
dengan perempuan masyarakat setempat yang bermotif ekonomi. Masyarakat
setempat tergiur dengan gaya hidup para pekerja yang notabenenya memiliki gaji
bulanan yang menggiurkan, sehingga nikah siri menjadi ngetren di daerah tersebut.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis tersebut tentang faktor-faktor
melakukan nikah siri didaerah Sukodadi Paiton Probolinggo di temukan 7 faktor,
yaitu faktor ekonomi, faktor agama, faktor pendidikan, faktor kesadaran hukum,
faktor adat istiadat, dan faktor kebutuhan seks.