PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Kelas VII Semester Genap di SMP Negeri 1 Bondowoso Tahun Ajaran 2011/2012)
Abstract
Diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh pemerintah
menuntut perubahan-perubahan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Seringkali
guru menggunakan metode pembelajaran yang sifatnya satu arah, dimana guru lebih
banyak memberi informasi dan siswa sebagai pendengar. Hal ini membuat siswa
cenderung bersifat pasif dalam belajarnya. Salah satu pendekatan pembelajaran yang
dapat melibatkan siswa aktif dalam proses belajar mengajar di sekolah, yang mampu
meningkatkan hasil belajar siswa adalah pendekatan Open-Ended. Pendekatan OpenEnded
adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang
memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan motivasi
belajar siswa, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendekatan Open-Ended
terhadap hasil belajar siswa, serta untuk mengetahui seberapa besar efektifitas
pembelajaran yang menggunakan pendekatan Open-Ended pada konsep pencemaran
dan kerusakan lingkungan kelas VII semester genap di SMP Negeri 1 Bondowoso
tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian ini adalah penelitian quasi experimental atau penelitian eksperimen
semu. Penentuan subjek pada penelitian ini menggunakan cluster sampling terhadap
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bondowoso tahun ajaran 2011/2012. Dari enam kelas
yang terdapat di SMP Negeri 1 Bondowoso diambil tiga kelas (VII B, VII D, VII F)
sebagai populasi dalam penelitian ini. Ketiga kelas populasi dilakukan uji homogenitas dari nilai ulangan sub pokok bahasan keanekaragaman dalam ekosistem
yang merupakan nilai ulangan terahir sebelum dilakukan penelitian. Berikutnya
dipilih dua kelas secara acak yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya
perbedaan motivasi belajar siswa digunakan uji t, sedangkan untuk mengetahui
pengaruh pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended terhadap hasil belajar siswa
dianalisis menggunakan uji ANAKOVA, dan untuk mengetahui seberapa besar
efektifitas pembelajaran yang menggunakan pendekatan Open-Ended dihitung
menggunakan skor gain yang dikembangkan oleh Hake, dengan rumus:
Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa terdapat perbedaan motivasi yang
signifikan antar kelas eksperimen dan kelas kontrol (p=0,000) pada semua aspek
ARCS, baik pada attention, relevance¸ confidence, serta satisfaction. Rerata nilai
attention kelas eksperimen 27,44 (± 1,65) sedangkan rerata kelas kontrol 21,48 (±
2,03). Begitu pula dengan rerata nilai relevance kelas eksperimen 27,15 (± 1,85)
sedangkan rerata kelas kontrol 21,38 (± 1,90). Selanjutnya rerata nilai confidence
kelas eksperimen 27,89 (± 1,67) sedangkan kelas kontrol 20,66 (± 1,78). Diikuti
rerata nilai satisfaction kelas eksperimen 28,15 (± 1,54) sedangkan rerata kelas
kontrol 20,03 (± 2,78).
Hasil uji ANAKOVA menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
(p=0,000) antara penerapan pendekatan Open-Ended terhadap hasil belajar kognitif
siswa. Rerata nilai posttest pada kelas eksperimen sebesar 78,37 (±8,41), sedangkan
rerata nilai posttest pada kelas kontrol sebesar 45,72 (±14,50). Berdasarkan hasil
perhitungan dapat diketahui jika kefektifan pembelajaran menggunakan pendekatan
Open-Ended dominan pada kriteria gain sedang (58,33 %), sedangkan siswa yang
menggunakan metode konvensional dominan pada kriteria gain rendah (79,31%),
artinya pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended lebih efektif jika dibandingkan
pembelajaran konvensional. Siswa pada kelas eksperimen terlihat sangat aktif dan antusias ketika
melakukan pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended yang dilakukan dengan
diskusi. Hal ini nampak ketika siswa melakukan diskusi kelompok maupun diskusi
kelas, siswa sangat antusias memberikan ide-ide untuk menyelesaikan masalah yang
sedang mereka diskusikan. Mereka sangat antusias mencari jawaban melalui diskusi
maupun dengan bantuan literatur ketika mereka mendapatkan kesulitan untuk
menjawab pertanyaan yang dihadapi. Mereka juga tidak sungkan untuk bertanya baik
kepada teman maupun kepada guru. Selama proses belajar mengajar di kelas
eksperimen yang menggunakan pendekatan Open-Ended siswa aktif mengemukakan
ide atau pendapat untuk menyelesaikan permasalahan, sedangkan guru hanya sebagai
fasilitator dan motivator. Proses berfikir kritis untuk menyelesaikan masalah,
mengemukakan pendapat dan mempertahankan pendapat selama diskusi kelompok
maupun diskusi kelas merupakan proses belajar yang bermakna bagi siswa. Ketika
diskusi kelas membahas permasalahan pencemaran lingkungan, siswa mengalami
penambahan pengetahuan atau informasi dari pendapat-pendapat yang berbeda
maupun informasi yang sebelumnya tidak terfikirkan oleh siswa, karena penyelesaian
permasalahan pada pendekatan ini tidak hanya terfokus pada satu jawaban.
Keleluasaan berfikir melalui pendekatan Open-Ended membawa siswa untuk lebih
memahami suatu topik dan keterkaitannya dengan topik lainnya.