dc.description.abstract | Sebagai satu bangsa yang multietnik, dapat diperkirakan sebagian besar warga
Negara Indonesia pada umumnya paling sedikit menggunakan dua bahasa yaitu
bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah
dengan jumlah penutur yang besar. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat
yang bilingual atau dwibahasa, yaitu masyarakat yang menggunakan dua bahasa
dalam berkomunikasi. Interferensi merupakan fenomena penyimpangan kaidah
kebahasaan yang terjadi akibat penguasaan dua bahasa atau lebih. Interferensi
morfologi bahasa Jawa diangkat sebagai kajian dalam penelitian ini karena,
interferensi morfologi bahasa Jawa sering dilakukan oleh kalangan masyarakat jawa
dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari, terutama dalam berbicara. Seperti
halnya pada rubrik wayang durangpo dalam surat kabar Jawa Pos, bahasa yang
digunakan merupakan bahasa lisan dari seorang dalang yaitu Sujiwo Tejo yang
disampaikan dalam bentuk bahasa tulis. Interferensi yang terdapat dalam rubrik
wayang durangpo terjadi karena dalam tradisi mendalang tidak mungkin melupakan
penggunaan bahasa daerah yang menjadi ciri dari mendalang yang tujuannya agar
lebih menarik pembaca.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mengangkat permasalahan (1)
bagaimana bentuk interferensi afiksasi bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia pada
pada Surat Kabar Jawa Pos Rubrik Wayang Durangpo Januari – Juni 2010 bidang
prefiks, (2) sufiks, (3) infiks dan (4) simulfiks?. Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan interferensi afiksasi bahasa Jawa ke
dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Jawa Pos rubrik Wayang Durangpo edisi
Januari- Juni 2010 bidang prefiks (2) sufiks (3) infiks (4) simulfiks.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dan jenis penelitian
ini adalah penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini disajikan gambaran objektif kata
yang mengalami proses afiksasi yang merupakan interferensi afiksasi bahasa Jawa ke
dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Jawa Pos rubrik Wayang Durangpo edisi
Januari- Juni 2010.
Hasil penelitian dan pembahasan mendeskripsikan bahwa pada beberapa
kalimat dalam surat kabar Jawa Pos rubrik Wayang Durangpo terdapat interferensi
afiksasi bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia berupa proses afiksasi yakni: 1)
bentuk interferensi afiksasi bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia bidang prefiks
seperti ngitung, nutup 2) bidang sufiks seperti acarane, biasane dan 3) biadang
simulfiks ngelanjutno, mbayari (4) sedangkan interferensi bidang infiks tidak
ditemukan .
Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa interferensi afiksasi bahasa
Jawa ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar Jawa Pos “rubrik Wayang
Durangpo”edisi Januari – Juni 2010 meliputi interferensi afiksasi bidang prefiks
seperti pada kata nanya menjadi bertanya, bidang sufiks seperti pada kata acarane
menjadi acaranya dan bidang simulfiks seperti pada kata mbayari menjadi
membayari sedangkan infiks tidak ditemukan. Saran yang diberikan berdasarkan hasil
penelitian yaitu: hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pengembangan
pengetahuan kebahasaan, bahan diskusi dalam perkuliahan khususnya bidang
Sosiolinguistik, dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah agar siswa dapat memahami wacana
dengan baik dan menghindari interferensi, serta bagi masyarakat Indonesia sebaiknya
menghindari interferensi untuk menjaga kemurnian bahasa Indonesia. | en_US |