NALISIS RELIGIUS LIRIK LAGU SETETES AIR HINA, ALQURAN DAN KORAN, CITRA CINTA ALBUM RENUNGAN DALAM NADA KARYA RHOMA IRAMA VOLUME XII
Abstract
Lagu merupakan sebuah karya seni yang memiliki nilai estetik yang tinggi,
perpaduan musik dengan suara penyanyi yang merdu menciptakan sebuah keindahan
yang
dapat menghibur penikmatnya. Rhoma Irama sebagai pencipta lagu sekaligus
penyanyi memberikan sebuah hiburan dan pengetahuan tentang agama
Islam melalui lirik lagu “Setetes Air Hina”, Al-Quran dan Koran”, dan “Citra
Cinta” yang terhimpun dalam album Renungan dalam Nada.
Lagu dan puisi memiliki unsur kepuitisan dan keindahan kata yang
diciptakan oleh pengarangnya. Puisi atau lirik lagu sebagai karya seni memiliki
unsur kepuitisan. Arti puitis yaitu mampu membangkitkan perasaan, menarik
perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, dan menimbulkan keharuan pada
isi puisi atau lirik lagu (Pradopo, 1970:5). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
(1) unsur intrinsik lirik lagu “Setetes Air Hina”, ”Al-Quran dan Koran”, dan
“Citra Cinta” serta (2) Nilai religius yang terkandung dalam lirik lagu “Setetes Air
Hina”, ”Al-Quran dan Koran”, dan “Citra Cinta” meliputi keterlibatan ritual, keterlibatan
ideologikal, keterlibatan intelektual, keterlibatan eksperiensial, dan keterlibatan
konsekuensial.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dibagi menjadi empat
tahapan. Tahap pertama yakni, membaca, mendengarkan, dan memahami lirik lagu.
Tahap kedua mencari data yang berhubungan dengan kajian sturuktural dan
religius. Tahap ketiga menganalisis dengan menggunakan pendekatan struktural
yang bertujuan mengungkap dan menjelaskan unsur-unsur struktural lirik lagu
yang dilanjutkan dengan analisis religius untuk mendeskripsikan aspek religius
lirik lagu tersebut. Tahap keempat adalah kesimpulan penelitian lirik lagu, sumber
semua data yang terdapat dalam penelitian adalah lirik lagu “Setetes Air Hina”,
“Al-Quran dan Koran”, dan “Citra Cinta” dalam album Renungan dalam Nada.
Analisis sturuktural “Setetes Air Hina”, Al-Quran dan Koran”, dan “Citra
Cinta” menggunakan empat aspek unsur intrinsik yaitu tema, bunyi, citraan, dan
vii
8
gaya bahasa sebagai pendukung dalam memahami unsur-unsur intrinsik lagu.
Struktural dalam lirik lagu (1) “Setetes Air Hina”, bertema hakikat penciptaan
manusia dengan unsur bunyi eufoni, kakofoni dan kata nyata. Sedangkan, citraan
terdiri atas citraan pendengaran, penglihatan, dan perasa. Terakhir adalah gaya
bahasa majas ironi, personifikasi, sinekdoke pars prototo, dan metafora; (2) ”AlQuran
dan
Koran”
bertema keseimbangan manusia dalam beribadah dengan menjalani
kehidupan
Duniawi.
Memiliki
unsur
bunyi
eufoni, kakofoni dan kata nyata
dan struktural citraan pendengaran, penglihatan, dan perasa. Gaya bahasa yang
digunakan adalah majas personifikasi, metafora, eufimisme, hiperbola, dan ironi;
(3) “Citra Cinta” bertema pemahaman manusia dalam memaknai cinta. Memiliki
unsur bunyi eufoni, kakofoni dan kata nyata, terdiri atas citraan pendengaran,
penglihatan, dan perasa. Penggunaan gaya bahasa yaitu majas personifikasi, hiperbola,
dan
metafora.
Rhoma Irama sebagai pengarang lirik lagu “Setetes Air Hina”, “Al-Quran
dan Koran”, serta “Citra Cinta”. Agama sebagai sumber inspirasi dalam penciptaan
lirik lagu yang kemudian menarik perhatian peneliti untuk dianalisis secara
religius, dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang religius
yang terkandung di dalamnya. Analisis religius dalam lirik lagu (1) “Setetes Air
Hina” memiliki nilai religius, keterlibatan ritual, keterlibatan intelektual, keterlibatan
ideologikal,
keterlibatan
intelektual,
keterlibatan
eksperiensial
dan
keterlibatan
konsekuensial;
(2)
”Al-Qur‟an
dan
Koran” memiliki nilai religius keterlibatan
ritual, keterlibatan ideologikal, keterlibatan intelektual, dan keterlibatan konsekuensial;
(3) “Citra Cinta” memiliki nilai religius keterlibatan ritual, keterlibatan
ideologikal, katerlibatan intelektual, keterlibatan eksperiensial, dan keterlibatan
konsekuensial