dc.description.abstract | Kopi merupakan salah satu tanaman tahunan yang banyak digemari oleh
penikmat kopi. Desa Sidomulyo merupakan salah satu desa penghasil kopi
terbesar keempat di Kecamatan Silo dengan luas lahan 180 Ha pada tahun 2009.
Kopi mengalami proses panen dan pasca panen, salah satu kegiatan pasca panen
yaitu pengolahan kopi. Pengolahan kopi dibagi menjadi dua yaitu pengolahan
basah dan pengolahan kering. Mayoritas petani Desa Sidomulyo melakukan
pengolahan kering, sekitar 75% petani yang melakukan pengolahan kering dan
25% petani melakukan pengolahan basah. Penelitian ini dilakukan secara sengaja
(purposive method) di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo dengan pengambilan
sample yaitu total sampling dari kelompok tani sidomulyo 1
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) untuk mengetahui
pengelolaan panen dan pasca panen produk kopi beras di tingkat petani; (2) untuk
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
petani melakukan pengolahan basah; (3) untuk mengetahui faktor yang menjadi
pendorong dan penghambat petani melakukan pengolahan basah; (4) untuk
mengetahui perbedaan pendapatan petani melakukan pengolahan basah dan kering
di Desa Sidomulyo kecamatan Silo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengelolaan panen kopi meliputi
cara pemetikan kopi dan pengelolaan pasca panen meliputi cara pengolahan.
Pengolahan kopi dibagi menjadi dua yaitu pengolahan basah dan pengolahan
kering. Rata-rata dari ciri-ciri atau karakter petani yang melakukan pengolahan
basah adalah tingkat pendidikan sebesar 6 tahun, umur sebesar 40 tahun,
pengalaman sebesar 22 tahun dan alasan pemilihan yaitu harga kopi lebih tinggi.
Rata-rata dari ciri-ciri atau karakter petani yang melakukan pengolahan kering
adalah tingkat pendidikan sebesar 6 tahun, umur sebesar 48 tahun, pengalaman sebesar 25 tahun dan alasan pemilihan yaitu mudah dalam proses pengolahan; (2)
Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pengambilan keputusan petani
kopi yang melakukan pengolahan basah di Desa Sidomulyo adalah umur petani
dan keuntungan. Sedangkan faktor pengalaman, pendidikan, luas lahan, jumlah
anggota keluarga dan total biaya panen dan pasca panen berpengaruh tidak nyata;
(3) Faktor pendorong terkuat pengolahan basah adalah kemampuan menyerap
tenaga kerja, sedangkan faktor penghambat terkuat pengolahan basah adalah
kurang memadainya sarana air; (4) Pendapatan petani kopi pengolahan basah dan
pengolahan kering berbeda. Pendapatan kopi per Ha pengolahan basah sebesar
Rp. 11.228.805,13 dan pendapatan kopi per Ha pengolahan kering sebesar Rp.
7.901.249,51. | en_US |