Show simple item record

dc.contributor.authorEsti Nuzulia
dc.date.accessioned2014-01-24T02:01:48Z
dc.date.available2014-01-24T02:01:48Z
dc.date.issued2014-01-24
dc.identifier.nimNIM061610101036
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/23090
dc.description.abstractRestorasi gigi diantaranya bertujuan untuk mengembalikan fungsi gigi dan estetika gigi. Material restorasi yang paling sering digunakan sekarang ini adalah material yang bersifat adhesif sewarna dengan gigi asli dan dalam skala nanometer yaitu resin komposit. Masalah yang sering timbul pada saat penumpatan komposit adalah bahan mudah mengerut (shrinkage) pada saat polimerisasi. Shrinkage akan menimbulkan kebocoran mikro tepi restorasi dan berakibat terjadinya karies sekunder. Salah satu metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran mikro tepi restorasi adalah etsa asam. Etsa asam dapat meningkatkan adhesi bahan restorasi dengan cara membersihkan debris dan membentuk pori-pori pada permukaan email, email mengalami demineralisasi pada inti prisma email yang menyebabkan terbentuknya mikroporositas, sehingga membentuk tags yang menjadikan bahan restorasi terkunci secara mekanis. Bahan etsa asam yang paling umum digunakan adalah asam fosfat 37%, namun jika praktek dokter gigi berada di daerah terpencil maka bahan tradisional dapat digunakan sebagai bahan alternatif. Air perasan buah belimbing wuluh yang mengandung asam sitrat dapat digunakan dalam membentuk mikroporositas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan air perasan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dalam membentuk mikroporositas email. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian Post Only Control Group Design. Pengambilan sampel secara simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sepuluh buah gigi sapi terdiri atas lima buah untuk kelompok kontrol dan lima buah untuk kelompok perlakuan. Gigi sapi ditanam dalam balok gips, kemudian dipreparasi kavitas kelas I berbentuk lingkaran berdiameter 3 mm pada sepertiga tengah permukaan labial sedalam ± 0,5 mm Selanjutnya gigi sapi dipotong menjadi ukuran 5 mm x 3 mm x 3 mm. Dasar kavitas diolesi dengan asam fosfat 37% (kelompok kontrol) dan air perasan buah belimbing wuluh 100% (kelompok perlakuan) masingmasing selama 60 detik. Dilakukan irigasi dengan akuades steril sebanyak 20 cc selama 20 detik dan dikeringkan dengan air spray. Setelah itu dipotret menggunakan SEM dengan perbesaran 3500x. Berdasarkan hasil cetakan foto dilakukan pengukuran kedalaman mikroporositas email dengan menggunakan jangka sorong digital kemudian dikonversikan kedalam satuan mikrometer (μm) dengan menggunakan rumus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kedalaman mikroporositas email pada kelompok yang diberi air perasan buah belimbing wuluh (perlakuan) lebih kecil daripada kelompok yang diberi asam fosfat 37% (kontrol). Hasil uji statistik t-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah air perasan buah belimbing wuluh 100% (Averrhoa bilimbi L) mampu mendemineralisasi email gigi sehingga membentuk mikroporositas, tetapi nilai kedalaman mikroporositas email lebih kecil dibandingkan dengan asam fosfat 37% dan tidak ada perbedaaan bermakna.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061610101036;
dc.subjectAIR PERASAN BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L)en_US
dc.titleEFEKTIVITAS AIR PERASAN BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) DALAM MEMBENTUK MIKROPOROSITAS EMAILen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record