HUBUNGAN PATRON-KLIEN DALAM INDUSTRI BATU BATA DI PROBOLINGGO
Abstract
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan lokasi penelitian di
Desa Klenang Lor, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara sebagai alat
memperoleh data primer, serta dokumentasi untuk memperoleh data sekunder.
Teknik keabsahan data dilakukan dengan melakukan cross check data dengan
membandingkan data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Selanjutnya proses analisis data meliputi kegiatan memilah data, mengintepretasi data
dengan teori yang sesuai, penyajian data kemudian dianalisis sehingga dapat ditarik
kesimpulan secara umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan patronklien
dalam industri batu bata menunjukkan hubungan yang kurang seimbang dan
hubungan yang seimbang. Ketidakseimbangan terlihat dalam pembagian hasil
penjualan batu bata, pekerja mendapatkan pendapatan yang jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan pendapatan juragan. Sedangkan dalam kondisi seimbang ketika
melibatkan hubungan yang berdimensi ekonomi dan berdimensi hubungan sosial.
Hubungan dalam dimensi ekonomi dilandasi dengan adanya rasa ketergantungan di
antara keduanya. Pekerja membutuhkan pekerja untuk mendapatkan pekerjaan dan
viii
upah, sedangkan juragan membutuhkan pekerja untuk mengerjakan proses produksi
agar proses pemasaran dapat berjalan lancar sehingga penghasilan juragan tetap
terkontrol. Sedangkan hubungan dalam dimensi sosial dilandasi dengan adanya rasa
kepercayaan juragan kepada pekerja setiap kali memberikan pinjaman, kepercayaan
itu dibalas dengan kejujuran pekerja yang selalu tepat melunasi hutang-hutangnya.
Selain itu kebaikan yang diberikan juragan kepada pekerja dibalas dalam bentuk
loyalitas yang tinggi pekerja kepada juragannya.