INTENSITAS DAN LAJU INFEKSI PENYAKIT KARAT DAUN(Phakopsora pachyrhizi Sydow) PADA DUA PULUH SATU GENOTIPE KEDELAI
Abstract
Di kawasan benua Asia, Indonesia menempati sebagai negara dengan luas
areal pertanaman kedelai ketiga terbesar setelah China. Indonesia juga dikenal
sebagai negara penghasil kedelai ke enam terbesar di dunia, namun
produktivitasnya masih rendah. Produktivitas kedelai yang rendah di Indonesia
salah satunya disebabkan adanya serangan penyebab penyakit diantaranya adalah
karat daun, yang disebabkan oleh Phakopsora pachyrhizi Sydow. Salah satu usaha
pengendalian penyakit karat daun kedelai (P. Pachyrhizi Syd.) ialah penggunaan
varietas tahan yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan
oleh penyakit tersebut.
Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember mulai bulan Juni sampai
dengan Agustus 2007. Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas dua puluh satu perlakuan genotipe
kedelai (koleksi Dr. Ir. M. Setyo Poerwoko,MS.) antara lain: Unej-1; Unej-2;
Ryoko; Burangrang; Unej-1 X Unej-2; Unej-1 X Ryoko; Unej-1 X Burangrang;
Unej-1 X Panderman; Unej-2 X Unej-1; Unej-2 X Ryoko; Unej-2 X Burangrang;
Unej-2 X Panderman; Ryoko X Unej-1; Ryoko X Unej-2; Burangrang X Unej-1;
Burangrang X Unej-2; Burangrang X Ryoko; Burangrang X Panderman;
Panderman X Unej-1; Panderman X Unej-2; Panderman X Burangrang, setiap
perlakuan diulang tiga kali. Benih ditanam dalam polybag, untuk setiap polybag
ditanam satu genotipe dengan 2 benih. Selama penanaman dilakukan
pemeliharaan tanaman seperti pemupukan dan penyiraman.Untuk benih yang
tidak tumbuh dilakukan penyulaman. Tanaman yang telah berumur 32 hari setelah
tanam (hst) diinokulasi dengan menyemprotkan suspensi patogen di bawah
permukaan daun kedelai dengan kerapatan spora 5,6 x 10
v
6
spora/ml.. Inokulasi
dilakukan pada sore hari, setelah itu tanaman disungkup dengan plasti