PENGGUNAAN LABA DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Pada Perusahaan Transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2010)
Abstract
Kondisi financial distress terjadi sebelum kebangkrutan perusahaan. Keadaan
ini dapat diprediksi umumnya menggunakan analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris manakah diantara
analisis laba atau arus kas yang lebih bermanfaat untuk memprediksi kondisi financial
distress perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan transportasi di Bursa
Efek Indonesia periode 2007-2010. Teknik yang dilakukan dalam pengambilan
sample adalah purposive sampling. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 57 perusahaan untuk model laba dan model arus kas.Teknik analisis yang
digunakan adalah analisis diskriminan yang dibagi menjadi dua model, yaitu model
laba dan model arus kas, dengan 13 rasio keuangan untuk setiap model.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio yang paling dominan dalam
model laba adalah Total Debt to Total assets (TDTA). Angka ketepatan klasifikasi
kedua kelompok perusahaan untuk model laba sebesar 82,5%. Sedangkan untuk
model arus kas, rasio yang paling dominant adalah Cash to Sales or Quality of Sales
Ratio (CFSR) dan Cash Interest Coverage Ratio (CICR).Angka ketepatan klasifikasi
kedua kelompok perusahaan untuk model arus kas adalah sebesar 94,7%. Dapat
disimpulkan bahwa arus kas lebih bermanfaat untuk memprediksi kondisi financial
distress daripada informasi laba karena angka ketepatan klasifikai yang lebih tinggi.