STUDI PENGARUH SUDUT PAHAT (SIDE RAKE ANGLE) DAN PUTARAN SPINDEL TERHADAP KEKASARAN PADA PROSES BUBUT
Abstract
Mesin bubut dipergunakan untuk memesin benda kerja menjadi bentukbentuk
tertentu dengan cara pengelupasan yang menghasilkan tatal atau serpihan.
Salah satu syarat yang mempengaruhi kehalusan permukaan pembubutan adalah
kecepatan putar mesin bubut dan sudut potong pahat, Besar kecilnya sudut potong
pahat juga menentukan tingkat kehalusan permukaan. Selain kecepatan putar dan
sudut potong pahat, kecepatan gerak suap pada mesin bubut berpengaruh terhadap
hasil permukaan benda kerja. Sehingga perlu diadakan penelitian tentang pengaruh
sudut pahat (side rake angle) dan putaran spindle terhadap kekasaran.
Pada proses pembubutan dikenal berbagai macam parameter pemotongan
seperti cutting speed, spindle speed, feeding dan depth of cut. Jenis material pahat
akan berpengaruh terhadap pembentukan geram dan akan melibatkan beberapa
parameter yaitu tekanan setempat yang tinggi, gesekan dan panas yang tinggi.
Material pahat harus mampu menggabungkan kekuatan, tenaga, keuletan dan
kekerasan, dan mampu menghambat kenaikan temperatur pemotongan. Kekasaran
didefinisikan sebagai ketidakhalusan bentuk yang menyertai proses produksi yang
disebabkan oleh pengerjaan mesin.
Alat dan bahan yang digunakan adalah mesin bubut Aciera Machine Tools,
TR220 Portable Roughness Tester, gergaji, jangka sorong, dan Baja ST 41. Tempat
dan waktu penelitian adalah Lab. Pemesinan, Lab. Desain dan Uji Bahan, dan waktu
mulai dari Juli sampai dengan Agustus 2012. Pengambilan data dilakukan dengan
melakukan proses pembubutan pada baja ST 41 dengan model analisis varian dengan
tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Untuk analisis data digunakan analisis
regresi.
vii
Setelah dilakukan penelitian dengan melakukan beberapa parameter
dihasilkan data besar kekasaran, setelah ini akan dilakukan analisa hubungan antara
variabel respons dan variabel prediktor yang telah ditentukan sebelumnya. Asumsi
kenormalan residual pada suatu model regresi telah dipenuhi oleh model regresi linier
sehingga model regresi yang telah dibuat bisa digunakan. Plot residual versus fitted
values, residual terbesar secara acak disekitar harga nol dan tidak membentuk pola
tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa asumsi bersifat identik terpenuhi. Ditunjukkan
bahwa nilai variance inflaction factors (VIF) masing-masing sebesar 1,00. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas atau hubungan yang sangat erat antar
variabel prediktor, dan model yang digunakan sudah sesuai. Berdasarkan data hasil
analisis menunjukan bahwa nlai Durbin-Watson sebesar 2,03141, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi diantara data pengamatan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model regresi kekasaran
permukaan adalah T = o,6714 . γ
viii
2,04
. n
-0,228
. f
1,17
; sudut pahat (side
rake angle), putaran spindle, dan gerak makan berpengaruh terhadap tingkat
kekasaran benda kerja. Sudut pahat (side rake angle) berbanding lurus dengan gerak
makan terhadap nilai kekasaran dan mempunyai pengaruh yang cukup besar pada
proses bubut. Putaran spindle mempunyai pengaruh yang kecil terhadap nilai
kekasaran. Nilai kekasaran paling kecil didapat dari parameter potong parameter
sudut pahat (side rake angle) 15°, jumlah putaran benda kerja (n) 350 rpm, gerak
makan (f) 0,1 mm/put dengan nilai kekasaran sebesar 3,93 µm; nilai kekasaran paling
besar didapat dari parameter potong parameter sudut pahat (side rake angle) 25°,
jumlah putaran benda kerja (n) 300 rpm, gerak makan (f) 0,3 mm/put dengan nilai
kekasaran sebesar 33,38 µm. Saran yang didapatkan dari penelitian ini adalah
menggunakan sudut pahat (side rake angle) yang tidak terlalu besar, sehingga didapat
nilai kekasaran yang rendah, dan penelitian hanya membahas tentang parameter
potong dan sudut pahat terhadap kekasaran, sebaiknya perlu dikaji ulang tentang
pengaruh sudut pahat terhadap keausan pahat.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]