Bentuk – Bentuk Pola Asuh Orang Tua dalam Peningkatan Presentasi Belajar Siswa
Abstract
Pola asuh merupakan perilaku yang diterapkan orang tua kepada anak,
dimana sikap dan perhatian orang tua dalam penelitian ini turut menentukan
peningkatan prestasi belajar anak di sekolah. Terdapat macam - macam bentuk
pola asuh orang tua, secara umum ada 3 macam bentuk pola asuh yang diterapkan
orang tua yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh
membiarkan. Pola asuh otoriter yaitu orang tua cenderung memerintah dan
memaksa, pola asuh demokratis yaitu orang tua memprioritaskan kepentingan
anak akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan anak dan pola asuh membiarkan
yaitu orang tua tidak memberikan perhatian, tidak mampu mengendalikan anak
dan lemah dalam mendisiplinkan anak. Jika pola asuh yang diterapkan orang tua
cenderung membiarkan, sehingga anak kurang mendapatkan perhatian dari orang
tua, berprestasi merupakan suatu hal yang tidak penting bagi seorang anak, karena
segala tindakan anak yang salah kurang mendapatkan pengarahan dan
pengawasan dari orang tua. Sehingga berprestasi ataupun tidak, merupakan suatu
hal yang lumrah dan biasa saja. Bentuk pola asuh orang tua tersebut dapat terjadi
karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya, seperti faktor
sosial budaya, ekonomi dan pendidikan. Orang tua menjadi pendidik yang paling
utama, yaitu orang tua menjadi motivator penting dalam belajar anak. Tanggung
jawab pendidikan anak bukanlah hanya tugas dari seorang guru melainakan peran
orang tualah yang sangat penting dan utama, tidak jarang orang tua yang kurang
memberikan perhatian, melepaskan tanggung jawab pendidikan anaknya kepada
sekolah atau guru.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan
menganalisa bentuk - bentuk pola asuh orang tua dalam peningkatan prestasi
belajar siswa di SDN Mrawan 03 Mayang Desa Mrawan Kecamatan Mayang
Kabupaten Jember. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive. Jumlah informan pokok ada 4 dan informan tambahan ada 6.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dalam menguji keabsahan data, peneliti
menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil yang diperoleh peneliti dari penelitian tentang bentuk-bentuk pola
asuh orang tua dalam peningkatan belajar siswa yaitu 1). Berdasarkan hasil
wawancara dengan informan tambahan maupun informan pokok tentang
keseharian orang tua dalam mendampingi belajar anak, peneliti dapat mengetahui
pola asuh mana yang diterapkan orang tua didalam keluarga. 2). Pola asuh orang
tua siswa yaitu cenderung pada pola asuh membiarkan, dimana pola asuh
membiarkan adalah orang tua kurang memberikan perhatian kepada anak, tidak
mampu mengendalikan anak dan lemah dalam mendisiplinkan anak. 3). Dalam
keseharian, orang tua siswa sibuk bekerja dan ada yang hanya sebagai ibu rumah
tangga. Sedangkan dalam keseharian anak, anak sering membolos sekolah dan
jarang sekali melakukan aktivitas belajar 4) Informan yaitu siswa belum bisa
lancar membaca sehingga mereka pernah tidak naik kelas. 5) Orang tua dari siswa
tersebut terbilang kurang mampu. 6) Faktor yang mempengaruhi pola asuh orang
tua kepada anak, diantaranya adalah faktor sosial budaya, ekonomi dan
pendidikan orang tua 7) Dari bentuk pola asuh orang tua yang cenderung
membiarkan, maka didapatkan bahwa 2 informan pokok yaitu Ibu HP dan Ibu JD
kesehariannya adalah sibuk bekerja, sehingga perhatian kepada anak kurang. Orang tua tersebut juga lemah dalam mendisiplinkan anak, khususnya terhadap
aktivitas belajar anak di rumah. Sedangkan 2 informan pokok lainnya yaitu Ibu HI
dan Ibu TN, tidak mampu dalam mengendalikan anak ketika anak marah atau
memberontak tidak ingin belajar, sehingga kelemahan tersebut membuat orang tua
sering membiarkan ketika anak tidak melakukan aktivitas belajar. 8). Fenomena
tersebut mempengaruhi hasil atau prestasi belajar siswa di sekolah. Walaupun
demikian, orang tua memiliki keinginan agar anaknya dapat melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi atau bisa masuk kepondok pesantren.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pola asuh yang diterapkan informan
pokok dalam keseharian cenderung membiarkan, dimana anak sering membolos
sekolah dan jarang melakukan aktivitas belajar. Sehingga anak tidak lancar
membaca dan prestasi belajarnya di sekolah tidak mengalami peningkatan yang
lebih baik.