Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division
Abstract
INGKASAN
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam, yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian secara
matematis dan berdasarkan peraturan-peraturan umum. Fisika merupakan mata pelajaran yang tidak hanya sekedar hafalan, tetapi memerlukan pengertian dan pemahaman konsep yang dititik beratkan pada proses terbentuknya pengetahuan
melalui suatu penemuan, penyajian data secara matematis, dan berdasarkan aturan-aturan tertentu.
Dari data observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2011 di Kelas X.4 SMA Negeri Grujugan, ditemukan rendahnya ketuntasan hasil
belajar fisika siswa. Berdasarkan data ulangan harian kelas X.4 dari 23 siswa hanya 43.48% yang dapat dinyatakan tuntas belajar megingat KKM yang harus ditempuh siswa yaitu minimal mendapatkan nilai ≥ 70. Aktivitas belajar siswa juga tergolong rendah yaitu dari 23 siswa hanya 40.58% siswa yang aktif memperhatikan penjelasan guru; 43.48% siswa yang aktif mengerjakan soal; 40.58% siswa yang aktif bertanya, dan 39.13% siswa yang aktif menjawab pertanyaan. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division learning tipe Student Teams Achievement Division Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sehingga subyek penelitian
sudah ditetapkan di kelas X.4 SMA Negeri Grujugan tahun ajaran 2010/2011 yang dimulai tanggal 17 Mei 2011 sampai dengan 3 Juni 2011. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, dokumentasi, wawancara, dan tes. Data yang didapatkan adalah aktivitas guru dan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar pada siklus I dan siklus II serta hasil wawancara dengan guru bidang studi dan siswa.
Data hasil observasi memperlihatkan bahwa prosentase aktivitas siswa secara klasikal mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu masingmasing 72.71% dan 82.37%. Berdasarkan analisis hasil belajar pada siklus I diperoleh ketuntasan hasil belajar sebesar 82.61%, siswa yang tuntas belajar secara individu sebanyak 19 siswa dan yang tidak tuntas secara individu sebanyak
4 siswa. Sedangkan analisis hasil belajar pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar sebesar 91.30%, siswa yang tuntas belajar secara individu sebanyak 21 siswa dan yang tidak tuntas secara individu sebanyak 2 siswa. Berdasarkan pada hasil dan analisis data yang ditunjukkan pada siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division