dc.description.abstract | Kemampuan menyimak diperlukan oleh siswa untuk belajar di sekolah..
Dengan menyimak yang baik, siswa akan lebih mudah untuk menerima pelajaran,
sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah. Observasi awal
menunjukkan bahwa kemampuan menyimak siswa kelas I SDN Balung Lor 03
Jember pada pelajaran bahasa Indonesia dalam implementasinya di dalam kelas
masih rendah. Permasalahan tersebut berawal dari kurangnya minat siswa dalam
pembelajaran menyimak yang sedang berlangsung dan sebagian besar aktifitas
pembelajaran dilakukan oleh guru. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengintegrasikan permainan dalam proses
KBM. Pengintegrasian permainan yang digunakan adalah permainan puzzle dan ular
tangga sebab permainan tersebut dapat meningkatkan kemampuan kognisi siswa,
selain itu kegiatan menyimak dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas I
SDN Balung Lor 03 Jember akan lebih menyenangkan.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). Penelitian dilakukan dalam dua siklus, dilakukan kolaboratif antara peneliti
dan guru. Data penelitian berupa hasil observasi, wawancara, dan tes. Sumber data
dalam penelitian ini adalah siswa kelas I dan guru SDN Balung Lor 03 Jember.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni observasi,
wawancara, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran menyimak
melalui pengintegrasian permainan dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa
kelas I SDN Balung Lor 03 Jember. Hal tersebut di tunjukkan dengan adanya
peningkatan kemampuan menyimak dari siklus I sampai siklus II. Siklus I dalam proses pembelajarannya, siswa menyusun puzzle yang berkaitan dengan cerita
yang disimak oleh siswa, kemudian siswa menyimak cerita ”Memancing Bersama
Kakek” yang dilanjutkan dengan siswa menjawab pertanyaan melalui permainan ular
tangga berdasarkan cerita yang telah disimak. Siswa yang mencapai ketuntasan
belajar pada siklus I berjumlah 16 siswa dari 26 siswa (61,5%), sedangkan pada
siklus II, proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah masing-masing perwakilan
dari tiap kelompok maju kedepan untuk mengambil potongan-potongan puzzle secara
berebut dengan kelompok lain untuk di susun bersama dengan kelompoknya masingmasing.
Kemudian siswa menyimak cerita “Moli dan Piko” dan dilanjutkan siswa
menjawab pertanyaan melalui permainan ular tangga dengan aturan main yang
berbeda dengan siklus I agar siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa
yang mencapai ketuntasan belajar pada siklus II meningkat menjadi 25 siswa dari 26
siswa (96,2%).
Berdasarkan hasil temuan pada penelitian ini, dapat disimpulkan:
1) Aktifitas dan perhatian siswa saat proses pembelajaran pada siklus I masih kurang
sehingga pada siklus II diperbaiki dengan memberikan aturan main yang berbeda
sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Hasil menyimak siswa pada siklus I yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak
61,5% (16 siswa) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 38,5% (10 siswa),
sedangkan pada siklus II hasil menyimak siswa yang mencapai ketuntasan belajar
meningkat sebanyak 96,2% (25 siswa), dan siswa yang belum tuntas hanya 3,8%
(1 siswa).
Berdasarkan hasil penelitian, di paparkan beberapa saran sebagai berikut.
1) Bagi guru SD, Khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang
membelajarkan tentang menyimak melalui pengintegrasian permainan hendaknya
(a) dapat mengkondisikan kelas sehingga siswa dapat menyimak dengan baik, (b)
lebih kreatif dalam membuat permainan puzzle dan ular tangga.
2) Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya lebih memperbanyak referensi agar dalam
penelitian kemampuan menyimak melalui pengintegrasian permainan selanjutnya
lebih baik dan tidak banyak mengalami kendala. | en_US |