ANALISIS KADAR PROTEIN DAN IDENTIFIKASI ASAM AMINO PADA IKAN PATIN (Pangasius djambal )
Abstract
Perikanan merupakan salah satu sektor yang potensial sebagai sumber protein
bagi masyarakat Indonesia. Sumbangan perikanan Indonesia tidak dapat dipisahkan
dari perkembangan perikanan budidaya. Pada tahun 2000 hingga 2008 perikanan
budidaya mengalami pelonjakan produksi hampir mencapai 400%. Salah satu
komoditas perikanan budidaya yang berprospek cerah adalah ikan patin (Pangasius
djambal). Ikan Patin (P. djambal) merupakan salah satu spesies ikan air tawar dari
jenis Pangasidae yang memiliki kadar protein tinggi (14,53%). Tingginya kadar
protein dipengaruhi oleh asupan pakan yang dikonsumsi ikan. Azolla pinnata dan
probiotik, umum ditambahkan bersama pakan ikan. A. Pinnata (matalele) merupakan
tumbuhan dari jenis paku air yang memiliki kandungan asam amino esensial yang
lengkap, sedangkan probiotik merupakan mikroba yang memiliki pengaruh
menguntungkan bagi kesehatan dan kehidupan inang. Pemberian probiotik dalam
pakan, berpengaruh terhadap kecepatan fermentasi pakan dalam saluran pencernaan,
sehingga akan sangat membantu proses penyerapan makanan dalam pencernaan ikan.
Berdasarkan keterangan diatas, timbul pemikiran bahwa asupan pakan ikan
berupa A. pinnata dan probiotik akan memberikan perbedaan kandungan protein dan
asam amino dalam daging ikan patin. Penelitian ini dirancang untuk menganalisis
kandungan kadar protein menggunakan metode Kjeldahl dan identifikasi jenis asam
amino menggunakan alat LC-MS.
Pada penelitian ini sampel ikan yang diperoleh dari tim PMW Universitas
Jember 2012, merupakan ikan patin yang telah diberi perlakuan variasi pakan.
Terdapat tiga variasi pakan yang telah dilakukan, antara lain: pellet; pellet dan
tambahan pakan A. Pinnata; serta pellet dicampur probiotik. Variasi pakan ini
memberikan perbedaan kadar protein kasar pada dagingnya berturut-turut adalah
14,62%; 13,35%; 15,74%. Perbedaan kadar protein pada daging ikan, menunjukkan
bahwa jenis pakan berpengaruh dalam produksi protein pada ikan.
Isolasi protein dilakukan dengan metode alkali-aided protein extraction pada
kecepatan 12000 rpm dan pH 10,5. Isolat protein yang diperoleh dihirolisis dengan
HCl 6 N dan hasilnya dianalisis dengan LC-MS (Liquid Chromatography-Mass
Spectrofotometer). Untuk konfirmasi proses hidrolisis protein digunakan metode
Bradford. Hasil analisis LC-MS menunjukkan bahwa jenis asam amino penyusun
protein ikan patin yang diberi perlakuan variasi pakan hampir sama. Terdapat 13
asam amino penyusun protein pada ikan patin yang diberi pakan pellet dengan asam
amino dominannya triptofan. Ikan patin yang diberi pakan pellet dan tambahan
A. pinnata mengandung 14 jenis asam amino dan kandungan asam amino yang
dominan adalah asparagin. Sementara itu ikan patin yang diberi pakan pellet
dicampur probiotik mengandung 13 jenis asam amino dan asam glutamat adalah
asam amino yang dominan.