PENERAPAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA SUB POKOK BAHASAN PEMFAKTORAN SUKU ALJABAR KELAS VIII A SMP NEGERI 1 MAYANG TAHUN AJARAN 2009/2010
Abstract
Masalah utama yang dirasakan guru adalah metode atau model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. Metode pengajaran yang diterapkan guru selama ini masih kurang memperhitungkan perbedaan kemampuan dan lebih menekankan pada tugas (Wisobo, 2001). Proses belajar mengajar di sekolah masih cenderung berpusat pada guru sehingga mengakibatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran masih kurang. Oleh karena itu guru dituntut untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang dapat membantu siswa aktif dalam pembelajaran.
Pada penelitian ini diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Make a Match (mencari pasangan) dengan tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif dengan teknik Make a Match (mencari pasangan), (2) untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran kooperatif dengan teknik Make a Match (mencari pasangan), dan (3) untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran kooperatif dengan teknik Make a Match (mencari pasangan).
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII A di SMP Negeri 1 Mayang. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah observasi, dokumentasi, tes dan wawancara. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Setiap siklus mengobservasi kegiatan guru, aktivitas siswa, dan tes akhir siklus sebagai alat ukur tingkat pencapaian hasil belajar siswa setelah pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu. Siklus I dilaksanakan tanggal 11 Agustus 2010 dan 12 Agustus 2010, sedangkan Siklus II dilaksanakan tanggal 13 Agustus 2010 dan 19 Agustus 2010.
Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Make a Match (mencari pasangan) terdiri dari tiga fase pembelajaran yaitu pendahuluan, kegiatan kelompok dan formalisasi. Pada pembelajaran Siklus I, terdapat kendala ketika mencapai fase pengorganisasian kelompok dan fase diskusi kelompok. Guru masih belum maksimal dalam mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok kecil sehingga berakibat siswa kebingungan pada saat akan berkumpul dengan anggota kelompoknya. Pada pembelajaran Siklus II, penerapan ketiga fase pembelajaran tersebut berjalan dengan lancar.
Analisis hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa , hal ini dapat diketahui berdasarkan persentase rata – rata seluruh aktivitas siswa yang diperoleh. Pada siklus I persentase rata – rata seluruh aktivitas siswa yang dicapai adalah 88,58% sedangkan pada siklus II persentase rata – rata seluruh aktivitas siswa meningkat sebesar 2,89% dengan persentase yang diperoleh adalah 91,47%. Untuk aktivitas diskusi meningkat sebesar 10,82%, aktivitas presentasi meningkat sebesar 1,72 %, aktivitas mencari pasangan persentase yang diperoleh tetap yaitu 100% dan untuk aktivitas menulis/mencatat mengalami penurunan sebesar 0,31%. Namun secara keseluruhan aktivitas siswa telah mengalami peningkatan.
Pada siklus I keteuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 88,88% sedangkan pada Siklus II ketuntasan hasil belajar siswa yang diperoleh adalah 83,72%. Pada siklus II, materi yang dipelajari cukup sulit dibandingkan materi pada siklus I. Meskipun ketuntasan hasil belajar siswa menurun, siklus II dikatakan tuntas karena telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang ditentukan sekolah yaitu ≥75%.