PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF ANTARA PEMBELAJARAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DENGAN PEMBELAJARAN TANPA MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) PADA SUBPOKOK BAHASAN MERANCANG MODEL MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI KALISAT TAHUN AJARAN 2009/2010
Abstract
Berpikir kreatif termasuk dalam berpikir tingkat tinggi, sehingga membutuhkan pemikiran yang kreatif untuk pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian. Tetapi hingga saat ini kemampuan siswa dalam memecahkan masalah tersebut masih rendah, karena dalam merencanakan penyelesaian masalah tidak diajarkan strategi-strategi yang bervariasi atau yang mendorong keterampilan berpikir kreatif untuk menemukan jawaban masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara model pembelajaran creative problem solving (CPS) dengan kemampuan berpikir kreatif.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Penelitian dilakukan pada 2 kelas, yaitu X1 sebagai kelas eksperimen (menggunakan pendekatan CPS) dan X2 sebagai kelas kontrol (tanpa menggunakan pendekatan CPS). Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol secara acak dengan cara cluster random sampling yang sebelumnya diketahui bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki tingkat homogenitas yang sama. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, angket dan tes kemampuan berpikir kreatif.
Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara, observasi, angket dan tes kemampuan berpikir kreatif, sedangkan analisis inferensial yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah mengunakan uji t-test.
Berdasarkan analisa sebelumnya telah diperoleh bahwa hasil tes pada kedua kelas terdistribusi normal. Untuk analisa selanjutnya dilakukan uji t-test. Berdasarkan hasil analisa data dengan SPSS 11 dapat dilihat dari hasil tes dengan thitung sebesar 6,002, yang kemudian dikonsultasikan dengan harga ttabel dengan db = 82 yaitu mempunyai ttabel = 1,989 dengan demikian maka thitung > ttabel sehingga sehingga hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima. Artinya ada perbedaan hasil yang signifikan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data dan pembahasan adalah ada perbedaan kemampuan berpikir kreatif yang signifikan antara yang diajar model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan yang diajar tanpa model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) pada sub pokok bahasan merancang model matematika siswa kelas X SMA Negeri Kalisat tahun ajaran 2009/2010.