KAPASITAS PELAT BETON BERTULANG BAMBU MENGGUNAKAN TEORI GARIS LELEH
Abstract
Bambu merupakan salah satu jenis bahan alternatif sebagai bahan pengganti
tulangan baja pada beton. Tulangan pada beton berfungsi untuk mengatasi kelemahan
beton terhadap tarik. Seluruh komponen struktur bangunan membutuhkan tulangan
untuk mengatasi kelemahan beton tersebut, salah satunya pelat beton. Oleh karena
itu, perlu diketahui berapa besar kapasitas kekuatan pelat beton apabila menggunakan
tulangan bambu. Metode yang bisa digunakan untuk mengetahui kapasitas kekuatan
pelat adalah teori garis leleh. Tujuan penelitian untuk mengetahui berapa besar beban
runtuh pada pelat beton bertulang bambu dari analisa teori garis leleh dan pengujian.
Penelitian dilaksanakan dengan membuat benda uji pelat beton bertulang
bambu. Dimensi pelat yaitu 750 x 750 x 50 mm. Bambu yang digunakan untuk
tulangan adalah bambu ori dengan ukuran penampang 3 x10 mm. Bambu yang
digunakan untuk tulangan adalah bambu ori dengan ukuran penampang 3 x10 mm
dengan jarak antar tulangan masing-masing pelat sebesar 3 cm, 6 cm, 9 cm, 12 cm
dan benda uji tanpa tulangan. Pelat beton bertulang bambu di uji tekan dengan beban
terpusat, kemudian hasil pengujian dibandingkan dengan analisa metode garis leleh
dengan dua pola garis leleh yang mungkin terjadi saat pelat tersebut mencapai beban
runtuhnya.
Hasil pengujian pelat bertulang bambu didapat nilai beban runtuh untuk
masing-masing sebesar rasio tulangan 414 Kg, 805 Kg, 1127 Kg, 1564 Kg, dan 2530
Kg. Beban runtuh yang didapat hasil pengujian rata-rata lebih besar 35,39% daripada
analisa pola garis leleh pertama dan untuk pola garis leleh yang kedua rata-rata lebih
besar 6,38%.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]