ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA TANI TEMBAKAU POLA KEMITRAAN DENGAN USAHA TANI TEMBAKAU POLA MANDIRI DI KECAMATAN MAYANG KABUPATEN JEMBER
Abstract
Tembakau merupakan salah satu komoditi yang strategis dari jenis
tanaman semusim perkebunan. Peran tembakau bagi masyarakat cukup besar, hal
ini karena aktivitas produksi dan pemasarannya melibatkan sejumlah penduduk
untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan. Untuk budidaya tembakau
memerlukan suhu udara yang cukup sejuk sehingga di wilayah Kabupaten Jember
sangat cocok untuk budidaya tembakau. Kabupaten Jember termasuk daerah
penghasil tembakau yang cukup besar. Hampir di setiap kecamatan-kecamatan
yang ada di Kabupaten Jember merupakan pemasok bahan baku rokok di industriindustri.
Mayang merupakan salah satu kecamatan yang menghasilkan tembakau
yang cukup besar di Kabupaten Jember. Untuk budidaya tembakau memerlukan
pengetahuan tentang budidaya tembakau yang baik karena memerlukan biaya
yang tinggi, karena itu banyak petani di Kecamatan Mayang yang bekerja sama
dengan industri- industri yang ada di wilayah Jember khususnya PT. Gudang
Garam karena selain memberikan penyuluhan tentang budidaya tembakau, PT.
Gudang Garam juga memberikan jaminan harga yang tinggi disbanding dengan
harga pasar. Tetapi juga masih banyak petani tembakau yang bertani dengan
sistem mandiri, hal ini disebabkan karena ketakutan mereka terhadap PT. Gudang
Garam yang akan bekerja sama, padahal keuntungan yang diperoleh lebih tinggi
petani dengan sistem kemitraan.
Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan tingkat pendapatan dan
efisiensi biaya usahatani petani tembakau pola kemitraan dan pola mandiri. Hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran kepada petani tembakau untuk
dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan sehingga pendapatan bersih yang
diterima petani meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan pendapatan bersih per hektar petani
tembakau pola kemitraan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pendapatan
bersih per hektar petani tembakau pola mandiri. Sedangkan rata-rata efisiensi
biaya usahatani tembakau per hektar pola kemitraan lebih besar dari pada rata-rata
efisiensi biaya usahatani tembakau pola mandiri.