PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) SERTA SEBARAN FRAKSI NITROGEN ORGANIK AKIBAT TINDAKAN BUDIDAYA
Abstract
Nitrogen (N) merupakan unsur hara esensial bagi tumbuhan yang
diperoleh dari dalam tanah. Berhubung unsur ini juga sebagai pembatas
tumbuhan, maka kebutuhan tanah akan unsur ini dilakukan melalui pemupukan.
Namun pemupukan N perlu dicermati karena kadar Nitrogen (N) dalam tanah
sangat fluktuatif dengan berbagai faktor yang mempengaruhi. Banyak metode
yang digunakan untuk memberikan rekomendasi pemupukan N, agar pemupukan
dapat terlaksana dengan tepat. Dari hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa
fraksi N organik merupakan indikator terbaik untuk menentukan adanya respon
tanaman kakao terhadap pemupukan N. Diketahui pula bahwa kebun kakao yang
memiliki kandungan N terhidrolisis total sebanyak kurang 1273 mg/kg adalah
kebun yang responsif terhadap pemupukan N. Rekomendasi pemupukan N
berdasarkan fraksi N organik ini dipandang lebih baik, karena sifat N organik
relatif lebih stabil dibanding dengan N anorganik.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui interaksi antara penanggulangan
gulma, pengolahan tanah dan pemupukan terhadap sebaran fraksi N organik
dalam tanah serta pertumbuhan dan produktivitas tanaman kakao. Manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini adalah masyarakat dapat memperoleh informasi
tentang tindakan budidaya yang dapat mempengaruhi sebaran fraksi N organik
dalam tanah. Bagi petani dapat menentukan tindakan budidaya tanaman kakao
yang efektif dan efisien dalam peningkatan produktivitas. Efisiensi pemupukan
melalui tindakan budidaya diharapkan dapat menekan biaya pemupukan sehingga
mengurangi beban subsidi.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2008 sampai dengan bulan Januari
2009 di Kebun Percobaan Kaliwining yang dilanjutkan di Laboratorium Kimia
Tanah, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember, JawaTimur,
Indonesia. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan split-split plot
dengan petak utama terdiri dari dua aras pemberantasan gulma (herbisida dan jombret), anak petak dua aras pengolahan tanah (diolah dan tidak diolah) serta
tiga perlakuan pemupukan (pupuk urea, pupuk organik dan tanpa dipupuk)
sebagai anak-anak petak. Masing-masing ukuran anak-anak petak percobaan
adalah 10 pohon (1x10) dengan tiga kali ulangan. Variabel utama yang diamati
adalah kandungan senyawa N organik pada masing-masing petak meliputi N total,
N terhidrolisis, N amonium, N gula amino dan N asam amino pada satuan mg/kg
melalui analisis tanah dengan menggunakan metode Mulvaney & Khan (2001)
termodifikasi. Variabel pertumbuhan dan produktivitas yang diamati adalah N
jaringan daun, produksi biji, pertumbuhan daun, wiwilan dan persentase
pertumbuhan flush. Data yang diperoleh dianalisis keragamannya dan diuji
menggunakan uji BNJ pada taraf ketelitian 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk anorganik pada
kebun yang dijombret tanpa olah tanah dapat meningkatkan kandungan N total
37%, N amonium 56% dan N asam Amino 107%. Pada kebun yang dijombret
dengan olah tanah, pemberian pupuk anorganik meningkatkan kandungan N total
47%, N amonium 139% dan N asam amino sebesar 60%. Pemberian pupuk
anorganik pada kebun yang diberi herbisida tanpa olah tanah akan meningkatkan
kandungan N asam amino 68%. Pada kebun yang diberi herbisida dengan olah
tanah, pemberian pupuk anorganik dapat meningkatkan kandungan N amonium
sebesar 59%. Tetapi menurunkan kandungan N gula amino sebesar 128%. Olah
tanah pada kebun yang dijombret dengan pupuk anorganik dapat meningkatkan
kandungan N amonium sebesar 39%, tetapi menurunkan kandungan N asam
amino sebesar 32%. Tidak terdapat pengaruh yang nyata tindakan budidaya
terhadap kandungan N terhidrolisis total.Terdapat pengaruh nyata interaksi antara
pengolahan tanah dan pemupukan terhadap pertumbuhan flush.
Collections
- MT-Agribusiness [159]