PEMEROLEHAN FONEM BAHASA INDONESIA ANAK USIA DINI (3 - 5 TAHUN) : SEBUAH STUDI KASUS DI PAUD GRIYA PERMATA KAMPUS KALIURANG JEMBER
Abstract
Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam
bentuk bahasa. Berbahasa itu sendiri merupakan proses kompleks yang tidak
terjadi begitu saja. Usia dini merupakan masa terpenting bagi anak dalam
menyerap informasi dan belajar bahasa. Pemerolehan fonem adalah tahap pertama
yang dilalui anak sebelum akhirnya belajar bahasa dalam satuan yang lebih
kompleks lagi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk menjawab apa
sajakah fonem Bahasa Indonesia yang diperoleh anak usia 3-5 tahun dan
representasi yang diujarkan oleh anak di PAUD Griya Permata Kampus Kaliurang
Jember. Adapun tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah, yakni
untuk mendapatkan gambaran pemerolehan fonem bahasa Indonesia dan melihat
bagaimana bentuk representasi fonem yang diujarkan oleh anak usia dini 3 – 5
tahun.
Penelitian ini dilakukan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Griya
Permata Kampus Kaliurang Jember. Anak yang dijadikan subjek penelitian
berjumlah 15 orang yang terbagi dalam 3 kelompok yakni usia 3 tahun ; 4 tahun ;
dan 5 tahun dengan masing-masing 5 anak. Selain itu, data yang digunakan
berupa ujaran lisan anak yang dijadikan subjek penelitian. Penelitian dilakukan
dengan beberapa tahapan, pemerolehan data ujaran anak, tahap analisis hasil
penelitian dan terakhir adalah tahap paparan analisis data. Tahap pertama,
pemerolehan data ujaran anak dilakukan pada bulan Agustus 2009 sampai dengan
September 2009, dengan beberapa kali kunjungan. Tahap analisis,
mentranskripsikan representasi data ujaran anak secara fonemis, untuk melihat
pemerolehan fonem anak dan bentuk representasi fonem apa saja yang diujarkan
oleh anak.
viii
Hasil analisis menunjukkan deskripsi pemerolehan fonem vokal bahasa
Indonesia berupa fonem [a,i,u,e,o] dan fonem konsonan bahasa Indonesia berupa
fonem [p, b, m, w, t, d, s, n, r, l, c, j, ñ, y, k, g, ŋ, h, ?], serta representasi fonem
yang diujarkan anak usia 3-5 tahun berupa penggantian fonem [r>y/l, au>o, g>d,
l>y, d/k>t, a>ə, m>n, ai>ə, k/h>?, f/v>p, z>j/s, c>s, j>c, i>e]; penghilangan
fonem; penambahan fonem untuk mempermudah ujaran; danpemerolehan bunyi
pelancar, yakni konsonan semivokal [y, w]. Dalam hasil analisis juga
menunjukkan adanya perbedaan pada pemerolehan fonem dan representasi fonem
yang diujarkan anak. Pada usia 3 tahun, anak mengusai sedikitnya 15 fonem
konsonan, 4 tahun sedikitnya 17 fonem konsonan, dan 5 tahun sedikitnya 20
fonem konsonan. Rincian pemerolehan fonem secara keseluruhan adalah 20
fonem dikuasai 1 anak; 22 fonem dikuasai 1 anak; 23 fonem dikuasai 3 anak; 24
fonem dikuasai 5 anak; 26 dikuasai 1 anak; dan 27 fonem dikuasai 2 anak.
Perbedaan yang ditemukan pada anak dimungkinkan karena adanya pengaruh
faktor lingkungan dan faktor biologis. Secara umum, semakin usia anak
bertambah akan semakin lengkap fonem yang diperoleh dan semakin sedikit
fonem yang direpresentasikan berbeda dengan fonem yang dimaksud dalam
ujaran anak.
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis data dan pembahasan adalah
anak telah memperoleh semua fonem vokal dan konsonan dalam bahasa Indonesia
pada usia 5 tahun, meski tidak terdistribusi pada semua posisi, awal, tengah dan
akhir. Adapun representasi fonem yang muncul pada anak usia 3-5 tahun
sangatlah bervariasi bergantung dari faktor lingkungan dan biologis dari masingmasing
anak. Dalam penelitian juga diketahui bahwa semakin usianya tinggi,
semakin beragam fonem yang diperoleh dan semakin sedikit fonem yang
direpresentasikan berbeda oleh anak. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku untuk
semua anak karena terbukti dalam penelitian faktor lingkungan dan biologislah
yang paling menentukan.