INTENSITAS DAN DINAMIKA PERDAGANGAN PRODUK INDUSTRI MEBEL ANTARA INDONESIA DENGAN NEGARA MITRA DAGANG UTAMA TAHUN 1994-2008 : PENDEKATAN PERDAGANGAN INTER-INDUSTRI DAN CONSTANT MARKET SHARE ANALYSIS
Abstract
Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas geografi
kegiatan ekonomi suatu negara telah mendorong meningkatnya saling ketergantungan
ekonomi dan mempertajam persaingan antar negara, tidak hanya dalam perdagangan
internasional tetapi juga dalam investasi, keuangan dan produksi. Keterlibatan suatu
negara dalam globalisasi ekonomi dapat berdampak positif dan negatif, tergantung
pada kesiapan negara tersebut dalam menghadapi peluang maupun tantangan yang
muncul dalam globalisasi tersebut. Salah satu dampaknya adalah globalisasi
menciptakan kompetisi perdagangan yang tinggi antar negara. Perdagangan
internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian suatu negara.
Dalam situasi global tidak ada satu negara pun yang tidak melakukan hubungan
dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara tidak dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri secara efektif tanpa bantuan negara lainnya.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder dan berupa time series dalam
periodesasi tahun 1994-2008, yang dapat diperoleh dari studi literatur Bank
Indonesia, Badan Pusat Statistik Perdagangan Manufaktur Indonesia beberapa edisi
khususnya golongan industri mebel (furniture), data ekspor impor Indonesia terbitan
BPS, beberapa edisi. Analisis ini akan diterapkan pada kelompok produk ekspor
impor perdagangan manufaktur khususnya golongan industri mebel (furniture)
berdasarkan International Standart Industrial Classification (ISIC) dan Standard
International Trade Classification (SITC) dimana dalam level 3 digit. Analisis yang
digunakan terdiri atas: (1) Analisis Intra-Industry Trade digunakan untuk
ix
menganalisis indeks perdagangan suatu negara dalam suatu kawasan tertentu; (2)
Pendekatan Constant Market Share (CMS) di dalamnya terdapat lambat atau
tingginya laju pertumbuhan ekspor suatu negara dibandingkan laju pertumbuhan
standart (rata-rata dunia) diuraikan menjadi tiga faktor yaitu pertumbuhan impor,
komposisi komoditas, dan daya saing; (3) Analisa regresi linier berganda ini
digunakan untuk mencari persamaan baris regresi untuk menggambarkan pengaruh
GDP Indonesia, inflasi dan nilai tukar terhadap intensitas perdagangan intra-industri.
Intensitas perdagangan intra-industri mebel antara Indonesia dengan Jepang,
Singapura dan Amerika Serikat tahun 1994-2008 berdasarkan kategori ISIC 361
(industri mebel) didapat hasil yang berbeda pula antara Indonesia dengan Jepang,
Singapura dan Amerika Serikat. Kasus perdagangan pada industri mebel yang terjadi
antara Indonesia dengan Jepang berkategori perdagangan intra-industri, kasus
perdagangan pada industri mebel yang terjadi antara Indonesia dengan Singapura
berkategori perdagangan inter-industri, dan kasus perdagangan pada industri mebel
yang terjadi antara Indonesia dengan Amerika Serikat berkategori perdagangan interindustri.
Dinamika
perdagangan
intra-industri
mebel
antara
Indonesia
dengan
Jepang,
Singapura
dan
Amerika
Serikat
dengan
konsep
analisis
constant
market
share
didapat
hasil
yang berbeda-beda tiap tahunnya. Sedangkan untuk variabel yang
mempengaruhi antara Indonesia-Jepang adalah variabel GDP memiliki nilai negatif
dan tidak berpengaruh, variabel inflasi memiliki nilai negatif dan tidak berpengaruh
dan variabel nilai tukar memiliki nilai negatif dan tidak berpengaruh pada intensitas
perdagangan intra-industri antara Indonesia dengan Jepang. Kasus antara IndonesiaSingapura
adalah variabel GDP memiliki nilai negatif dan tidak berpengaruh,
variabel inflasi memiliki nilai positif dan tidak berpengaruh dan variabel nilai tukar
memiliki nilai positif dan berpengaruh pada intensitas perdagangan intra-industri
antara Indonesia dengan Singapura. Kasus antara Indonesia-AS adalah variabel GDP
memiliki nilai negatif dan tidak berpengaruh, variabel inflasi memiliki nilai negatif
dan tidak berpengaruh dan variabel nilai tukar memiliki nilai negatif dan berpengaruh
pada intensitas perdagangan intra-industri antara Indonesia dengan Amerika Serikat.