dc.description.abstract | Diabetes melitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan
terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
berkurangnya sekresi insulin atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin.
Penurunan sekresi insulin akan menyebabkan kadar gula darah meningkat.
Hiperglikemia akan mengkatalisis pembentukan radikal anion superoksida (O2
-)
dari sumber mitokondria sehingga pada DM terjadi peningkatan radikal bebas
dalam tubuh. DM merupakan penyebab utama kematian terutama di negaranegara
berkembang. Sebagian besar (90%) tergolong diabetes melitus tipe 2
sedangkan 10% adalah diabetes mellitus tipe 1 (Wulandari, 2003).
Stress oksidatif pada diabetes melitus disebabkan karena
ketidakseimbangan reaksi redoks akibat perubahan metabolisme karbohidrat dan
lipid (Setiawan dan Suhartono, 2005). Stress oksidatif dapat menyebabkan jejas
endotel yang irreversibel yang akan mengarah ke lepasnya sel endotel (CEC) dan
nekrosis. Kadar CEC dapat dihitung melalui ekspresi sel CD 146. Jejas endotel
akibat stress oksidatif pada DM dapat dicegah oleh senyawa antioksidan. Terkini,
ditemukan riset bahwa ubi jalar ungu mengandung senyawa antosianin yang
merupakan suatu antioksidan (Fuadi, 2011).
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.,) merupakan tanaman komoditi di
Indonesia yang mengandung senyawa antosianin yang berfungsi sebagai
antioksidan, antimutagenik, dan antihiperglisemik. Kandungan antosianin pada
ubi jalar ungu lebih tinggi daripada ubi yang berwarna putih, kuning, dan jingga.
Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang memiliki kemampuan sebagai
antioksidan dan penangkap radikal bebas (Santoso, 2006). Berdasarkan hal
tersebut, maka dilakukan penelitian ilmiah untuk mengetahui apakah ubi jalar
ungu mempunyai pengaruh terhadap kadar CEC (Circulating Endothelial Cell)
pada tikus model diabetes.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sari ubi jalar ungu
terhadap kadar CEC (Circulating Endothelial Cell) pada tikus model diabetes dan
untuk mengetahui pengaruh perbedaan pemberian dosis 1,4 cc/ekor/hari, 3,5
cc/ekor/hari, 5,6 cc/ekor/hari sari ubi jalar ungu terhadap kadar CEC pada tikus
model diabetes.
Jenis penelitian ini adalah true experimental laboratories (Pratiknya, 2010)
dengan desain post test only control group design. Hewan coba yang digunakan
sebanyak 25 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi dalam 5 kelompok 2 kelompok
kontrol, yaitu kontrol negatif (pellet Turbo 521 dan aquadest) dan kontrol positif
(injeksi alloxane) serta 3 kelompok perlakuan, yaitu P1 (sari ubi jalar ungu 1,4
cc/ekor/hari), P2 (sari ubi jalar ungu 3,5 cc/ekor/hari), dan P3 (sari ubi jalar ungu
5,6 cc/ekor/hari). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember pada bulan Agustus-Oktober 2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sari ubi jalar ungu mempunyai
pengaruh sekitar 42,5% terhadap kadar CEC (Circulating Endothelial Cell) pada
tikus model diabetes. Hasil analisis data dengan uji one way ANOVA
menunjukkan tidak ada perbedaan antar kelompok | en_US |