dc.description.abstract | Rendahnya nilai hasil belajar IPA di sekolah disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain; pembelajaran IPA didominasi dengan metode ceramah dan siswa
mendengarkan secara pasif, penggunaan alat peraga/media jarang sekali digunakan,
siswa kurang diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan obyek konkrit, dan kurang
adanya keseimbangan antara proses dan produk. Sehingga pemahaman terhadap
konsep IPA sulit dicerna dan juga berakibat pada kemampuan siswa dalam
mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar. Salah satu cara
untuk meningkatkan keterampilan IPA, guru harus berperan aktif untuk
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan hakekat IPA sebagai proses,
produk dan sikap ilmiah. Model tersebut harus dapat mendekatkan IPA kepada siswa
dan dapat memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan pembelajaran serta siswa dapat menemukan dan membangun
pengetahuan dari realitas yang ada di sekitarnya secara mandiri.
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
melalui penerapan model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) pada
siswa Kelas IV SDN Kebonsari 03 Jember Tahun Ajaran 2010/2011.
Pengambilan data dalam penelitian ini, dilaksanakan di SDN Kebonsari 03Jember,
mulai tanggal 29 Maret 2011 sampai tanggal 14 April 2011, subyek penelitian adalah
siswa kelas IV dengan jumlah siswa 34 anak, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 15
ix
siswa perempuan. Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengumpulan data
menggunakan metode wawancara, dokumentasi, observasi, dan tes. Data yang
dikumpulkan berupa analisis jawaban siswa terhadap tes prasiklus, tes akhir siklus I,
dan tes akhir siklus II, analisis aktivitas siswa selama proses pembelajaran IPA, dan
jawaban siswa terhadap wawancara yang dilakukan peneliti.
Hasil analisis pada aktivitas siswa selama pembelajaran IPA siklus I kriteria
menjawab pertanyaan mempunyai persentase sebesar 75%, kriteria bekerjasama
dalam melakukan eksperimen sebesar 62%, kriteria memberi tanggapan sebesar
48,5%, dan kriteria mengajukan pertanyaan sebesar 56,5%. Sehingga persentase
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pokok bahasan perubahan lingkungan fisik
secara keseluruhan pada siklus I mencapai 60,5% (aktif). Pada siklus II, kriteria
menjawab pertanyaan mempunyai persentase sebesar 88%, kriteria bekerjasama
dalam melakukan eksperimen sebesar 82,5%, kriteria memberi tanggapan sebesar
63%, dan kriteria mengajukan pertanyaan sebesar 67,5%. Sehingga persentase ratarata
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA pokok bahasan perubahan lingkungan
fisik secara keseluruhan pada siklus II mencapai 75,25% (sangat aktif). Analisis hasil
tes siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 65%. Sedangkan ketuntasan
belajar secara klasikal pada siklus I mencapai 68% (tuntas), dan pada siklus II
mengalami peningkatan sebesar 82% (tuntas).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah aktivitas siswa mengalami peningkatan
setelah penerapan model pembelajaran CLIS pada pembelajaran IPA pokok bahasan
perubahan lingkungan fisik. Siswa lebih aktif, antusias, dan tertarik mengikuti
pembelajaran. Adanya peningkatan aktivitas tersebut dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SDN Kebonsari Jember pada siklus I sampai siklus II sehingga
pembelajaran dianggap tuntas karena sudah memenuhi Standar Ketuntasan Minimum
(SKM). | en_US |