dc.description.abstract | Penyakit menular disebut juga penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh suatu agen biologi seperti virus, bakteri atau parasit, dan bukan
disebabkan faktor fisik seperti luka bakar dan trauma benturan atau kimia seperti
keracunan yang bisa ditularkan atau menular kepada orang lain melalui media
tertentu atau vector (binatang pembawa). Penyakit menular masih merupakan
masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia.
Dokter gigi mempunyai lahan kerja di rongga mulut yang merupakan salah
satu mediator penularan penyakit menular diharapkan selalu waspada. Beberapa
macam contoh penyakit menular yang perlu diwaspadai oleh dokter gigi antara lain
adalah tuberkulosis, Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS), atau hepatitis B.
Hal ini didukung dengan adanya laporan kasus yang pernah terjadi di praktik
perawatan gigi yaitu satu laporan yang menginformasikan bahwa tuberkulosis paru
ditularkan oleh seorang dokter gigi yang terinfeksi TB paru infeksius, sembilan
laporan dokter gigi terinfeksi virus hepatitis B dan menularkannya kepada pasien,
serta satu laporan yang menginvestigasi dugaan seorang dokter gigi tertular HIV
AIDS. Dengan adanya informasi tersebut diharapkan dokter gigi mampu mengenali
dan mengevaluasi tanda-tanda dan gejala dari penyakit menular pada pasiennya.
Selanjutnya pengetahuan tentang diagnosis, cara penularan serta cara pencegahan dari
penyakit tersebut merupakan salah satu komponen yang efektif dalam program
pengendalian penyakit menular secara keseluruhan. Dari pengetahuan ini akan timbul
sikap dari masalah yang ada, sikap adalah penilaian yang dapat berupa pendapat dari
stimulus dan manivestasi sikap belum dapat dilihat secara langsung. Setelah itu akan timbul tindakan. Tindakan adalah hasil tahu dari stimulus kemudian akan melakukan
penilaian atau pendapat pada sikap, diharapakan seseorang melakukan tindakan
sesuai dengan apa yang diketahui dan disikapinya yang dinilai baik. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap mahasiswa profesi
dengan tindakan pencegahan penyakit menular di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Universitas Jember
Jenis penelitian ini adalah observasi analitik dengan pendekatan cross
sectional dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember dengan besar
sampel sebanyak 191 responden, pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan total sampling. Data dari penelitian ini diperoleh dari data primer
dengan menggunakan kuesioner dan check list. Dalam kuesioner yang dibagikan dan
check list yang diamati peneliti, pada variabel pengetahuan disediakan 15 pertanyaan,
variabel sikap 10 pernyataan terdiri dari pernyataan positif dan negatif, dan khusus
untuk variabel tindakan penggolongan kategori berdasarkan skor dibagi menjadi 3
kelompok karena adanya perbedaan tahap yang dilakukan di tiap-tiap klinik dengan
rincian yaitu Klinik Penyakit Mulut dan Ortodonsia tindakan yang diamati hanya
nomor 1-7 dari 10 nomor yang ada pada daftar check list. Klinik Perodonsia,
Pedodonsia, Konservasi pengamatan dilakukan pada seluruh nomor yang ada pada
check list, sedangkan Klinik Bedah Mulut dan Prostodonsia pengamatan dilakukan
pada 9 nomor (semua nomor kecuali nomor 8). Selanjutnya data dianalisis dengan
menggunakan uji statistik Spearman Rank Correlation dengan α = 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan frekuensi hubungan antara pengetahuan
dengan tindakan didominasi oleh pengetahuan tinggi dengan tindakan cukup dan
adanya korelasi antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyakit menular
serta frekuensi hubungan antara sikap dengan tindakan didominasi oleh sikap positif
dengan tindakan cukup dan didapatkan korelasi antara sikap dan tindakan penceghan
penyakit menular. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara
pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyakit menular dan ada hubungan antara
sikap dengan tindakan pencegahan penyakit menular. | en_US |