Pengaruh Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan Anemia saat Kehamilan terhadap Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan Nilai APGAR (Studi di Wilayah Kerja Pukesmas Kalisat Kabupaten Jember)
Abstract
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) umumnya mengalami kehidupan
masa depan yang kurang baik. Bayi BBLR memiliki kesempatan kecil untuk bertahan
hidup dan ketika bertahan mereka mudah terkena penyakit, retardasi pertumbuhan
dan gangguan perkembangan mental. Kemungkinan bayi BBLR meninggal dunia
sebelum berumur satu tahun 17 kali lebih besar dari bayi yang dilahirkan normal.
Selain itu bayi BBLR juga memiliki berat otak lebih rendah yang menunjukkan
defisit sel-sel otak sebanyak 8-14 % dari normal, yang merupakan pertanda anak
kurang cerdas dari seharusnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai apgar dan BBLR adalah
status anemia dan lingkar lengan atas (LILA). Ibu hamil yang mengalami KEK
mempunyai risiko melahirkan bayi BBLR 5 kali lebih besar dibandingkan ibu hamil
yang tidak KEK. Sementara itu ibu hamil dengan kadar Hb <10 g/dl mempunyai
risiko 2,25 kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu
hamil dengan kadar Hb >10 g/dl dimana ibu hamil yang menderita anemia berat
mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR 4,2 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan ibu yang tidak menderita anemia berat.
Ukuran LILA dan status anemia tidak saja menyebabkan BBLR namun juga
menyebabkan nilai apgar bayi rendah. Nilai Apgar adalah tes yang digunakan untuk
menilai keadaan asfiksia bayi. Asfiksia janin terjadi akibat adanya gangguan menahun
dalam kehamilan, yaitu gizi ibu yang buruk dan penyakit menahun seperti anemia,
hipertensi, penyakit jantung, dan lain-lain. Adanya gizi ibu yang buruk dan penyakit menahun akan berpengaruh terhadap janin, karena hal tersebut akan menyebabkan
gangguan oksigenasi serta kekurangan pemberian zat-zat makanan berhubungan dengan
gangguan fungsi plasenta. Bayi yang mempunyai nilai apgar yang rendah memiliki 53
kali kemungkinan menderita cerebral palpasy dibandingkan bayi yang normal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh KEK dan anemia
saat kehamilan terhadap BBLR dan nilai apgar. Jenis penelitian ini adalah penelitian
observasional analitik dan berdasarkan waktunya menggunakan pendekatan cross
sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini semua populasi ibu hamil dengan usia
kehamilan 36-38 minggu sebesar 40 sampel yang diambil berdasarkan teknik
porposive. Variabel bebas dari penelitian ini adalah KEK dan anemia gizi pada ibu
hamil dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah BBLR dan nilai apgar. TEknik
pengolahan data dilakukan dengan melakukan editing dan tabulating. Data mengenai
karakteristik ibu meliputi usia ibu pada saat kehamilan, paritas, LILA, kadar Hb. BBL
bayi responden serta nilai apgar bayi responden disajikan dalam bentuk tabel serta
dilengkapi dengan deskripsi. Pengambilan data dalam penelitian ini dengan
menggunakan teknik wawancara dengan kuesioner dan observasi. Data yang
diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan uji Regresi Logistik dengan α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh KEK dan anemia
saat kehamilan terhadap BBLR (p=0,683, p>0,05 dan p=0,199, p>0,05) dan tidak
berpengaruh KEK dan anemia terhadap nilai apgar (p=0,353, p>0,05 dan
p=0,402,p>0,05). Berdasarkan hasil ini, saran yang diberikan terhadap pelayanan
kesehatan perlu adanya bimbingan konseling terhadap responden yang menderita
KEK dan anemia. Bagi penderita KEK dan anemia, perlu memperhatikan dan
berusaha mengaplikasikan hasil konseling dengan tenaga. Bagi peneliti selanjutnya,
perlu diadakan penelitian terhadap var