Sikap dan Tindakan Masyarakat Dusun Babatan Desa Jenggawah Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember Terhadap Penderita dan Mantan Penderita Kusta
Abstract
Permasalahan penyakit kusta merupakan suatu permasalahan yang sangat kompleks.
Permasalahan yang dihadapi oleh para penderita kusta tidak hanya dari segi medis saja tetapi
juga permasalahan psikososial. Sering kali dijumpai warga masyarakat yang berupaya
menghindari para penderita ataupun mantan penderita kusta. Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember jumlah total penderita kusta dari tahun 2007 sampai dengan
2008 terus mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2007 jumlah total penderita kusta di
Kabupaten Jember sebanyak 524 orang, di tahun 2008 total penderita kusta di Kabupaten
Jember sebanyak 494 orang. Dan pada tahun 2009 total penderita kusta di Kabupaten Jember
sebanyak 712 orang
Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis sikap dan tindakan masyarakat
Dusun Babatan terhadap penderita dan mantan penderita kusta yang ada di Desa
Jenggawah Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Penelitian merupakan
penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Wawancara mendalam
dilaksanakan pada 6 responden. Subjek ditarik dari sasaran dengan menggunakan
teknik Snowball sampling. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang lebih dalam tentang variabel-variabel yang diteliti, meliputi
Kepercayaan (keyakinan), pandangan dan konsep yang dimiliki masyarakat Dusun
Babatan mengenai penyakit kusta terhadap penderita atau mantan penderita kusta,
evaluasi emosional masyarakat Dusun Babatan terhadap penderita atau mantan
penderita kusta, kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) yang dimiliki
masyarakat Dusun Babatan terhadap penderita atau mantan penderita kusta dan
tindakan masyarakat Dusun Babatan terhadap penderita atau mantan penderita kusta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
keyakinan, pandangan dan konsep yang baik tentang penyakit kusta namun masih ada
keyakinan pandangan atau konsep yang salah tentang cara penularan penyakit kusta.
Masyarakat masih memiliki keyakinan bahwa penularan penyakit kusta dapat
melalui: kesamaan keringat yang dimiliki oleh penderita dan mantan penderita kusta,
penularan penyakit kusta melalui perantara air sungai atau air yang ada di kamar
mandi yang digunakan oleh penderita kusta, penularan melalui sabun mandi yang
digunakan atau pernah digunakan oleh penderita kusta, dan penularan melalui air liur
penderita. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden memiliki perasaan
jijik, takut tertular dan perasaan kasihan terhadap penderita kusta. Responden
memiliki kecenderungan bertindak untuk tidak menjauhi penderita kusta. Serta
tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Babatan terhadap penderita kusta
antara lain dengan melakukan pendekatan terhadap penderita kusta yang ada di
lingkungan mereka dengan cara memberikan saran untuk berobat secara teratur di
puskesmas serta melaporkan kepada puskesmas, apabila di lingkungannya dicurigai
ada warga yang menderita penyakit kusta.
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah
masyarakat Dusun Babatan memiliki sikap dan tindakan yang positif terhadap
penderita dan mantan penderita kusta, masyarakat Dusun Babatan memiliki peran
aktif dalam mengatasi permasalahan penyakit kusta yang ada di wilayah mereka, hal
ini dibuktikan dengan kecenderungan tindakan yang dimiliki, dengan tidak menjauhi
penderita dan mantan penderita kusta serta tindakan yang mereka lakukan antara lain
melakukan pendekatan terhadap penderita kusta yang ada di lingkungan mereka
dengan cara memberikan saran untuk berobat secara teratur di puskesmas serta
melaporkan kepada puskesmas, apabila di lingkungannya dicurigai ada warga yang
menderita penyakit kusta.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2275]