dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan karena pengamatan awal di lapangan menunjukkan
bahwa kemampuan siswa kelas V SD Cahaya Kecamatan Sumbersari Kabupaten
Jember dalam kemampuan berwawancara masih kurang aktif. Sebanyak 73.91% dari
23 siswa belum mencapai ketuntasan. Permasalahannya: siswa ketika melakukan
pembelajaran berwawancara, siswa belum menguasai aspek kebahasaan dan
nonkebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi lafal, irama, dan intonasi sedangkan
aspek nonkebahasaan meliputi penghayatan, mimik/ ekspresi, dan keberanian
berwawancara. Hal ini disebabkan kurangnya pengalaman siswa, guru mengajar
hanya dengan ceramah, dan siswa kurang lancar dalam berbahasa Indonesia.
Untuk memecahkan permasalahan di atas, diperlukan metode pembelajaran
yang dapat membuat siswa tertarik, bersemangat untuk mengikuti pembelajaran
berbicara. Oleh karena itu, penelitian ini guru melakukan tindakan alternatif yaitu
meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas V SD Cahaya Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember dengan menggunakan metode simulasi berbasis
bermain peran. Alasan menggunakan metode ini karena metode simulasi berbasis
bermain peran menghadirkan’ peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam
suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan
sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap peran yang telah
ditampilkan. Penerapan metode simulasi berbasis bermain peran, diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan berwawancara dan hasil belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan di SD Cahaya Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember pada bulan
viii
Mei sampai Juni 2010. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Cahaya
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2009/2010, sebanyak 23
siswa sebagai responden penelitian yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 11 siswa
perempuan. Penelitian ini menggunakan model Kemmis & McTaggart dimana
penelitian tindakan dilaksanakan berupa proses pengkajian dasar yang terdiri dari
empat tahap. Pelakanaan terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Masingmasing
terdiri
dari
empat
langkah
utama
yaitu
perencanaan,
tindakan,
mengamati
dan
refleksi.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, observasi dan wawancara.
Analisis data dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, dengan rumus:
NP = R/SMx100%, dimana NP: Nilai Persentasi, R: Skor yang dicapai, SM: Skor
Maksimal, 100%: Konstanta.
Hasil penelitian kemampuan berwawancara menggunakan metode simulasi
berbasis bermain peran dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Hasil Perbandingan Nilai Tes Kemanpuan Berwawancara Menggunakan
Metode Simulasi Bermain Peran Pada Siklus I dan Siklus II
No
Pemerolehan
Nilai
Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa Persentase ( % )
Jumlah Siswa Persentase ( % )
1 Nilai ≥ 65 8 siswa 34,78 % 23 siswa 100 %
2 Nilai < 65 15 siswa 65,22 % - -
Jumlah 23 siswa 100 % 23 siswa 100 %
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tes kemampuan berwawancara dengan
menggunakan metode simulasi berbasis bermain peran meningkat. Peningkatan
kemampuan berwawancara pada siklus I diperoleh 34,78 % dan pada siklus II
diperoleh 100%. Hasil belajar siswa dapat mamenuhi ketuntasan sesuai KKM ≥ 65
dengan persentase ketuntasan hasil belajar siklus I 56,52% dan Siklus II meningkat
menjadi 81,74%.
Kesimpulan, hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Cahaya
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan
ix
menggunakan metode simulasi berbasis bermain peran mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II. Aktivitas/ tindakan siswa kelas V SD Cahaya Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2009/2010 mengalami peningkatan
dari siklus I ke siklus II dan kemampuan berwawancara siswa kelas V SD Cahaya
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember dengan menggunakan metode simulasi
berbasis bermain peran pada pokok bahasan wawancara dapat mencapai ketuntasan
sesuai KKM ≥ 65.
Berdasarkan hasil dan kesimpulan, peneliti memberi saran kepada guru SD
khususnya guru kelas V, jika menggunakan metode simulasi berbasis bermain peran
hendaknya mempersiapkan materi dengan baik, dengan pengaturan alokasi waktu
yang efektif, kepada mahasiswa calon peneliti, hendaknya sebelum melakukan
penelitian, terlebih dahulu menguasai materi, memperkuat referensi maupun
metodologi yang akan digunakan dalam penelitian. | en_US |