dc.description.abstract | Labu siam pertama kali ditemukan oleh Patrick Browne di Jamaika pada tahun 1756. Jenis tanaman ini banyak ditanam di kawasan Filipina, Malaysia, dan Indonesia (Astawan, 2010). Labu siam mempunyai kegunaan sebagai penurun tekanan darah, mempunyai efek diuretik, dapat menyembuhkan gangguan sariawan, panas dalam, demam pada anak-anak serta baik digunakan oleh penderita asam urat dan Diabetes Mellitus (Priantono dalam Khikmawati, 2009). Labu siam juga memiliki efek antioksidan, antimikrobial, hipokolesterol. Pada penelitian Dire et al. dalam Khikmawati (2009), ekstrak alami kulit buah labu siam (maserasi) terbukti mempunyai efek hipoglikemik pada tikus wistar yang dibuat dengan cara menginjeksikan Streptozotocine. Diduga senyawa yang bertanggungjawab terhadap efek hipoglikemik dari buah labu siam berasal dari senyawa flavonoidnya (Andrade-Cetto and Heinrich dalam Khikmawati, 2009).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perasan buah labu siam terhadap penurunan kadar gula darah mencit yang diabetes akibat induksi aloksan monohidrat. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan menggunakan perlakuan berupa induksi perasan buah labu siam dengan dosis pemberian 0,1 mL/hari (P1), 0,3 mL/hari (P2), dan 0,5 mL/hari (P3) dan K+ (suspensi Glibenklamid) serta K- (aquades). Hasil perolehan data dianalisis dengan analisis Anova dan BNT. | en_US |