PENGARUH GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP JUMLAH SEL LIMFOSIT PADA RADANG LUKA GORES PADA MENCIT (Mus musculus) BALB-C JANTAN
Abstract
Tanaman lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman yang dikenal sebagai tanaman hias dan banyak dijumpai di lingkungan sekitar serta tanaman yang sudah tak asing lagi dan telah banyak dimanfaatkan untuk pengobatan (Wijayakusuma, 2008). Menurut Wijayakusuma (2008) gel lidah buaya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan luka, luka bakar, borok/eksim, memberikan lapisan pelindung pada bagian yang rusak, mempercepat tingkat penyembuhan karena lidah buaya mengandung acetylated mannose yang merupakan imunostimulan yang kuat berfungsi meningkatkan fungsi fagositik dari sel makrofag, respon sel T terhadap patogen serta produksi interferon dan zat kimia yang meningkatkan sistem imun untuk menstimulasi atau merangsang antibodi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gel lidah buaya sebagai antiradang dengan menurunkan jumlah limfosit mencit yang dilukai pada punggungnya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak lengkap. Jumlah mencit yang dipakai 20 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu, K(-): kelompok kontrol negatif, K(+): kelompok kontrol positif, P1 (konsentrasi 100%), P2 (konsentrasi 75%), dan P3 (konsentrasi 50%). Perlakuan diberikan selama 7 hari. Setelah diaklimasi selama seminggu, mencit dilukai pada punggungnya. Pemberian gel lidah buaya secara topikal pada daerah luka dilakukan pada hari pertama, ketiga, kelima dan ketujuh. Selain itu, mencit diambil darahnya untuk dibuat apusan darah agar dapat dihitung jumlah limfositnya.
Analisis statistik menggunakan ANOVA satu arah untuk mengetahui pengaruh gel lidah buaya terhadap jumlah limfosit. Apabila hasil uji ANOVA menunjukkan gel lidah buaya berpengaruh signifikan terhadap jumlah limfosit maka dilanjutkan dengan uji LSD dengan tingkat kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian gel lidah buaya berpengaruh menurunkan jumlah limfosit mencit. Rata-rata jumlah limfosit pada K− dari hari ke-1 sampai hari ke-7 sebesar 43,25. Pada kelompok K+ jumlah limfosit pada hari ke-1 sampai hari ke-7 yaitu 32,38. Pada kelompok perlakuan 100%, 75%, dan 50%, rata-rata jumlah limfosit yaitu 32,31; 33,56; 34,88. Pada kelompok perlakuan, rata-rata jumlah limfosit menurun dari hari ke-1 sampai hari ke-7. Rata-rata jumlah limfosit terbesar pada kelompok P1 hari ke-1 yaitu 39,75 dan rerata jumlah limfosit terkecil pada hari ke-7 yaitu 25. Pada P2 rerata jumlah limfosit terbesar pada hari ke-1 sebesar 38 dan rerata jumlah limfosit terkecilnya pada hari ke-7 yaitu 29. P2 rerata jumlah limfosit terbesar pada hari ke-1 sebesar 38,25 dan rerata jumlah limfosit terkecilnya pada hari ke-7 yaitu 28,25. Dari jumlah rerata maka dapat dilihat bahwa pemberian gel lidah buaya berpengaruh menurunkan jumlah limfosit mencit sebesar 9 hingga 14,75 dari hari ke-1 sampai ke-7. Berdasarkan hasil uji ANOVA menunjukkan signifikansi p = 0,000 (p < 0,01), hal ini membuktikan bahwa perbedaan pemberian konsentrasi gel lidah buaya pengaruh sangat signifikan terhadap penurunan jumlah limfosit pada radang luka gores pada mencit. Kesimpulannya adalah perbedaan pemberian konsentrasi gel lidah buaya (Aloe vera) pada penelitian ini memberikan pengaruh terhadap penurunan jumlah limfosit. Pemberian dengan konsentrasi 50% telah mampu menurunkan jumlah limfosit.