PENGARUH EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centela asiatica [L.] Urban) TERHADAP JUMLAH SEL LIMFOSIT PADA RADANG LUKA GORES PADA MENCIT (Mus musculus) JANTAN STRAIN BALB-C
Abstract
Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat adalah tanaman pegagan (Centella asiatica [L.] Urban). Menurut Rumphius (dalam Triwitarsih, 2009), pegagan (Centella asiatica [L.] Urban) dapat digunakan untuk menyembuhkan luka. Daun pegagan (Centella asiatica [L.] Urban) berguna untuk menyembuhkan luka baru kecil. Senyawa glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside berkhasiat sebagai penyembuh luka (Dan Kardarron, 2005). Proses radang merupakan reaksi imun untuk menahan dan memusnahkan cedera, untuk menghancurkan mikroorganisme yang masuk, menginaktifkan toksin, dan untuk mencapai penyembuhan dan perbaikan (Robbins, 1994:9). Reaksi imun dalam tubuh dilakukan oleh sel darah putih (Robbins dan Kumar, 1995:32). Dalam waktu 4-5 jam, apabila respon radang terus berlanjut maka sel mononuklear termasuk limfosit dan monosit akan muncul pada daerah radang setelah keluar dari pembuluh darah (Bellanti, dalam Mardha, 2006).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica [L.] Urban) terhadap jumlah sel limfosit pada radang luka gores pada mencit (Mus musculus) jantan strain Balb-C; untuk mengetahui dosis ekstrak daun pegagan (Centella asiatica [L.] Urban) yang efektif dalam meningkatkan jumlah sel limfosit pada radang luka gores pada mencit (Mus musculus) jantan strain Balb-C.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jumlah objek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 ekor mencit. Setiap mencit tersebut dilakukan pelukaan pada punggungnya, yang kemudian dibagi menjadi 5 kelompok yaitu: kelompok kontrol (-) tanpa pemberian ekstrak daun pegagan, kelompok kontrol (+) dengan pemberian betadine serta kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak daun pegagan secara gavage sebesar 2000 mg/kg BB, 3000 mg/kg BB dan 4000 mg/kg BB. Pengambilan darah untuk pembuatan apusan darah dan penghitungan jumlah limfosit dilakukan pada hari ke-1, 3, 5 dan 7.
Penelitian ini menggunakan analisis varian (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95% (p<0,05) untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun pegagan (Centella asiatica [L.] Urban) terhadap jumlah limfosit pada radang luka gores pada mencit (Mus musculus). Kemudian, jika ada pengaruh maka analisis dilanjutkan dengan uji LSD pada taraf signifikasi 5% untuk mengetahui sejauh mana perbedaan pengaruh antar kelompok perlakuan.
Hasil penelitian ini yaitu rata-rata jumlah limfosit pada kelompok kontrol (-) mengalami kenaikan dari hari ke-1 (41,00±7,16) sampai hari ke-7 (49,00±5,48) sedangkan kelompok kontrol (+) mengalami penurunan jumlah limfosit dari hari ke-1 (42,25±10,78) sampai hari ke-5 (30,25±8,22). Pada kelompok perlakuan P1 (2000 mg/kg BB), rata-rata jumlah limfosit mengalami kenaikan dari hari ke-1 (44,75±9,78) sampai hari ke-3 (52,50±12,77). Pada kelompok perlakuan P2 (3000 mg/kg BB) rata-rata jumlah limfosit naik dari hari ke-1 (37,75±6,70) sampai hari ke-5 (52,75±5,56). Pada kelompok perlakuan P3 (4000 mg/kg BB), rata-rata jumlah limfosit mengalami kenaikan dari hari ke-1 (39,75±2,22) sampai hari ke-3 (50,00±5,10).
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu pemberian ekstrak daun pegagan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah sel limfosit pada radang luka gores sampai pada hari ke-3 dan mengalami penurunan sampai hari berikutnya; pemberian ekstrak daun pegagan dengan dosis 4000 mg/kg BB efektif dalam meningkatkan jumlah sel limfosit pada radang luka gores pada mencit.