PENGEMBANGAN SENSOR POTENSIOMETRI ASAM URAT BERBASIS IMOBILISASI CROSS-LINKING KATALASE- URIKASE PADA MEMBRAN NATA DE COCO MENGGUNAKAN TRANSDUSER KAWAT TUNGSTEN
Abstract
Asam urat merupakan senyawa hasil akhir dari metabolisme purin melalui
jalur pembentukan yang didahului dengan adanya pembentukan hipoxanthin dan
xanthin yang kemudian mengalami oksidasi yang dikatalis oleh enzim xanthin
oksidase menjadi asam urat yang akhirnya akan diekskresi oleh ginjal. Pendeteksian
asam urat dengan teknik elektrokimia mendapat perhatian yang cukup besar
mengingat cara pengukurannya lebih sederhana dan dapat diminiaturisasikan. Matos
et al. (2000), mengembangkan elektroda untuk sensor asam urat dengan mendeposisi
palladium dalam elektroda emas dan dipergunakan sebagai eletroda kerja.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dikembangkan sensor asam urat dengan
menggunakan metode potensiometri.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui komposisi optimum imobilisasi
urikase-katalase cross-linking dengan menggunakan asam 3-merkapto propionat (3MPA)
dan selulosa nata de coco untuk merespon asam urat; (2) mengetahui pH
optimum dari beberapa jenis buffer (tris-HCl, fosfat dan asetat) dalam pengukuran
asam urat; (3) mengetahui karakteristik (linier range, sensitivitas, reprodusibilitas,
limit deteksi dan life time) kinerja sensor untuk mendeteksi asam urat.
Sensor didesain dengan melekatkan membran nata de coco yang terimobilisasi
katalase-urikase pada elektroda kawat tungsten. Teknik imobilisasi untuk kedua
enzim tersebut menggunakan teknik cross-linking dengan 3-MPA sebagai crosslinking
agent. Pengukuran kadar asam urat dilakukan secara potensiometri dengan
viii
menggunakan elektroda kerja kawat tungsten terlapis membran yang telah
terimobilisasi katalase-urikase dan elektroda pembanding Ag/AgCl.
Hasil penelitian ini menunjukkan komposisi optimum membran yang meliputi
berat nata de coco 0,8 gram, volume 3-MPA 1 mL, volume katalase 1 mL dan
volume urikase 1 mL. Kondisi optimum pengukuran untuk merespon asam urat
diperoleh dengan menggunakan buffer fosfat pH 7. Hasil optimasi selanjutnya
digunakan dalam pengukuran respon potensial asam urat dengan kosentrasi 0,1x10
1x10
-3
0,1x10
M untuk menentukan karakteristik sensor tersebut.
Karakteristik sensor yang diperoleh meliputi linier range pada konsentrasi
-3
-1x10
-3
M dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,985, sensitivitas sebesar
47,433 mV/dekade, limit deteksi sebesar 9,87x10
ix
-5
M, reprodusibilitas sebesar 2,338,02%,
dan life time selama 4 hari. Persamaan Nerstian yang diperoleh sebesar
E(mV) = 47,4 log[asam urat] + 319,3. Hasil dari penelitian ini juga didapatkan nilai
Km enzim bebas sebesar 1,47x10
-04
M dan V
16,39 M/detik, sedangkan untuk
enzim terimobilisasi nilai Km yang diperoleh sebesar 2.99x10
max
-04
M dan V
14,93
M/detik.