dc.description.abstract | Infeksi malaria adalah penyebab kematian terbesar ke empat di dunia. Terapi
malaria saat ini menggunakan obat standar klorokuin dan beberapa senyawa sintetik
lainnya. Namun baru-baru ini, Plasmodium falciparum memperlihatkan adanya daya
tahan terhadap kloroquin, begitu pula terhadap meflaquin dan haloforin. Pendekatan
etnofarmakologi untuk mendapatkan senyawa antimalaria dari bahan alam perlu
dilakukan. Kina dan artemisinin merupakan senyawa bahan alam yang telah terbukti
efektif dalam terapi malaria. Di Indonesia, beberapa tumbuhan digunakan untuk
mengatasi demam malaria secara tradisional. Salah satu tumbuhan yang telah
digunakan secara tradisional sebagai antimalaria adalah tanaman papaya gantung
(Carica papaya L.).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimalaria ekstrak air
daun pepaya gantung pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei dengan metode
tes Peter. Ekstrak air daun pepaya gantung dibuat beberapa tingkat dosis yaitu 12,5;
25; 50; 75; 100 dan 125 mg/kg BB, kemudian diberikan secara oral pada mencit coba
yang telah diinfeksi P.berghei. Data yang diperoleh berupa persen penghambatan
parasit, diolah menggunakan analisis probit dengan tingkat kepercayaan 95%. Nilai
IC
50
ekstrak air daun pepaya gantung adalah sebesar 37,875 mg/kg BB.
Melalui skrining fitokimia dengan metode reaksi tabung diketahui bahwa
ekstrak air daun pepaya gantung mengandung golongan senyawa alkaloid dan
polifenol. Untuk memastikan senyawa yang berkhasiat sebagai antimalaria diperlukan
penelitian lebih lanjut dengan mengisolasi senyawa yang diduga berkhasiat sebagai
antimalaria terutama golongan senyawa alkaloid. | en_US |