PREVALENSI TRAUMATIK ULSER PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER YANG MENJALANI PERAWATAN ORTODONTIK CEKAT
Abstract
Traumatik ulser adalah hasil dari kehilangan lapisan terluar dari kulit atau
mukosa (lapisan di rongga mulut) akibat trauma. Proses terbentuknya traumatik ulser
dapat disebabkan perawatan ortodontik, gigi yang fraktur, karies, malposisi,
malformasi, desain gigi tiruan yang tidak sesuai dan kurangnya pemeliharaan gigi
tiruan. Perawatan ortodontik cekat ini seringkali menimbulkan ulser di rongga mulut,
karena alat ortodontik cekat yang menekan terus menerus pada mukosa rongga mulut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi traumatik ulser pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember yang menjalani perawatan
ortodontik cekat. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan metode potong
silang dengan menggunakan sampel mahasiswa FKG UNEJ yang menjalani
perawatan ortodontik cekat, kemudian mengisi kuisioner yang dilakukan bulan
Oktober-November 2012. Pengelompokan sampel penelitian terbagi dua kelompok
yaitu kelompok traumatik ulser dan kelompok non traumatik ulser. Data hasil
penelitian disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan ada atau tidaknya traumatik
ulser, jenis kelamin, usia, regio rongga mulut, komponen alat ortodontik cekat
penyebab terjadi traumatik ulser, skor OHI-s dan IMT (Indeks Masa Tubuh). Data
disajikan dalam persentase melalui analisis diskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi traumatik ulser pada mahasiswa FKG
UNEJ yang menjalani perawatan ortodontik cekat, kelompok traumatik ulser
didapatkan sebesar 59 subyek dan kelompok non traumatik ulser didapatkan sebesar
28 subyek. Kelompok traumatik ulser yang berjenis kelamin perempuan sejumlah 48
subyek dan berjenis kelamin laki-laki sejumlah 11 subyek. Subyek penelitian yang
viii
ada berusia 17-26 tahun, kelompok traumatik ulser yang paling banyak menderita
traumatik ulser adalah usia 22 tahun sebanyak 13 subyek. Regio rongga mulut yang
paling banyak terjadi traumatik ulser adalah mukosa bukal hal ini dikarenakan lining
mucosa diperlukan untuk memungkinkan pergerakan dan pembesaran, memiliki
jaringan ikat elastik dan stratum epitel yang memungkinkan pergerakan sehingga
dapat memungkinkan terjadi trauma akibat perawatan ortodontik cekat. Jumlah regio
rongga mulut yang terkena traumatik ulser ini juga berhubungan dengan regio rongga
mulut diatas yang sudah dijelaskan. Alat ortodontik cekat yang paling banyak
menyebabkan traumatik ulser adalah wire. Hal ini dikarenakan wire mengenai terus
menerus mukosa bukal baik rahang atas dan rahang bawah. Hasil penelitian pada skor
OHI-s subyek paling banyak menunjukkan skor baik, hasil skor OHI-s pada pasien
yang dirawat ortodontik haruslah berada pada tingkatan baik, karena oral hygiene
memegang peranan dalam menentukan keberhasilan perawatan ortodontik. Hasil
penelitian pada skor IMT paling banyak menunjukkan skor normal, hasil skor IMT
digunakan sebagai evaluasi status gizi subyek dan status gizi hanya faktor
predisposisi terjadinya traumatik ulser.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prevalensi traumatik ulser pada
mahasiswa FKG UNEJ yang menjalani perawatan ortodontik cekat adalah 67,8%.
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai prevalensi traumatik ulser beserta
penyebabnya pada mahasiswa FKG UNEJ.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]