Kemenangan Felipe Calderon Sebagai Presiden Meksiko Dalam Pemilihan Umum Meksiko Tahun 2006
Abstract
Kehidupan politik Meksiko dalam kurun waktu 70 tahun berada dalam
kekuasaan Institutional Revolutionary Party (PRI). Baru pada tahun 2000 kehidupan
politik Meksiko mengalami perubahan, dengan kemenangan Vicente Fox presiden
Meksiko dari National Action Party (PAN) yang merupakan partai oposisi. Pemilihan
Presiden Meksiko tahun 2006 merupakan pemilihan umum yang diselenggarakan
pada masa orde pemerintahan yang baru dibawah National Action Party (PAN). Hasil
dalam pemilihan presiden ini menimbulkan kontroversi, karena sebagian
menganggap dalam pemilu terdapat kecurangan yang dilakukan oleh pemenang
pemilu, di pihak lain, ada yang berpendapat bahwa pemilu sudah berjalan sesuai
dengan azas demokrasi.
Pada awal-awal sebelum pemilihan, Lopez Obrador merupakan kandidat
presiden yang diunggulkan untuk menjadi pemenang dalam pemilihan presiden kali
ini, namun saat menjelang pemilu diselenggarakan Obrador dan Calderon bersaing
ketat menempati posisi teratas. Persaingan kandidat presiden berlangsung sangat ketat
dengan perolehan hasil akhir yang dimenangkan Felipe Calderon dengan unggul
0,58% suara atas Lopez Obrador. Perolehan suara yang sangat tipis tersebut
menyebabkan ketidakpuasan dan penolakan akan hasil yang dikeluarkan Federal
Electoral Institute (IFE) selaku penyelenggara pemilihan umum.
Kemenangan Calderon ini merupakan kemenangan PAN untuk kedua kalinya
secara berturut-turut dalam pemilihan presiden setelah kemenangan juga di raih pada
periode sebelumnya. Calderon yang dikenal memiliki kepribadian dan karir yang baik
di mata masyarakat Meksiko, menjadi salah satu pendorong perolehan suara yang
diperoleh. Calderon sebelum menjadi kandidat presiden, memiliki karir politik
maupun profesional yang bagus membuat dia cukup dikenal kepribadiannya oleh
pemilih. Kemampuan melihat dan memanfaatkan situasi yang dialami rakyat
Meksiko dalam kampanyenya merupakan kunci Calderon memikat hati pemilih baik
yang sudah mengenal dirinya maupun yang belum. Dalam setiap pemilihan baik
pemilihan presiden maupun anggota kongres, tidak pernah terlepas dari peran partai
yang mengusungnya. Melalui PAN yang notabene adalah partai penguasa saat
diselenggarakan pemilu memiliki jaringan yang lebih terbuka sehingga memudahkan
Calderon dalam perjalanan menuju kursi presiden.