dc.description.abstract | NU merupakan organisasi sosial keagamaan yang didirikan oleh K.H
Hasyim Asy’ari pada tanggal 31 Desember 1926. Dalam mendirikan NU banyak para
ulama pesantren yang berperan, salah satunya adalah K.H.Raden As’ad Syamsul
Arifin. K.H.Raden As’ad Syamsul Arifin adalah tokoh sentral dalam NU yang
berjuang sejak awal berdirinya sampai NU kembali ke Khittah 1926. Ketika NU
banyak mengalami hambatan dan tantangan yang berat baik yang berasal dari intern
NU maupun yang berasal dari luar organisasi NU. Misalnya ketika NU terjun dalam
dunia politik, terjadi konflik antara kubu Situbondo dengan kubu Cipete, K.H.Raden
As’ad Syamsul Arifin berusaha menjadi penengah di antara dua kubu tersebut, hal itu
dilakukan agar NU dapat keluar dari masalah yang dihadapinya dan terhindar dari
konflik yang berkepanjangan. Tujuan penelitian untuk mengkaji: (1) Latarbelakang
K.H.Raden As’ad Syamsul Arifin bergabung dalam organisasi NU; (2) Usaha
K.H.Raden As’ad Syamsul Arifin dalam membesarkan organisasi NU; (3)
Keberhasilan K.H.Raden As’ad Syamsul Arifin dalam mengembalikan NU sebagai organisasi sosial keagamaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sejarah yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
K.H.Raden As’ad Syamsul Arifin berperan dalam NU dilatar belakangi oleh
beberapa faktor yaitu faktor lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan
pesantren yang mendorong K.H.Raden As’ad Syamsul Arifin untuk bergabung dalam
organisasi NU. K.H.Raden As’ad Syamsul Arifin sejak kecil dididik dan dibesarkan
dalam dunia pesantren hal itu ikut mempengaruhi pemikirannya untuk masuk dalam
organisasi NU. Sedangkan usaha K.H.Raden As’ad Syamsul Arifin dalam NU
diwujudkan dengan menjadi mediator berdirinya NU, membesarkan NU sehingga
menjadi partai politik yang besar dan menempatkan NU pada posisi 3 pada pemilu
1955 serta mengembalikan NU ke Khittah 1926 dengan mengadakan muktamar NU
ke-27 di Situbondo. Keberhasilan K.H.Raden As’ad Syamsul Arifin dalam
mengembalikan NU sebagai organisasi sosial keagamaan diwujudkan dengan
kembalinya NU ke khittah 1926, dan penerimaan Pancasila sebagai ideologi tunggal.
K.H Raden As’ad Syamsul Arifin bergabung dalam organisasi NU tahun
1926-1984 dilatarbelakangi oleh pengaruh lingkungan keluarga dan pengaruh
lingkungan pesantren. Sedangkan usaha-usaha yang dilakukan K.H Raden As’ad
Syamsul Arifin dalam organisasi NU yaitu K.H Raden As’ad Syamsul Arifin sebagai
mediator berdirinya NU, membesarkan partai NU sebagai partai politik dan berhasil
melaksanakan Munas tahun 1983 dan Muktamar NU ke 27 tahun 1984 yang berhasil
mengembalikan NU kembali ke Khittah 1926 dan menerima Pancasila sebagai asas
dalam organisasi NU. | en_US |